HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Barber Ladies Kudus: Saat Gunting dan Clipper Tak Lagi Milik Pria

Laporan: Tambah Santoso

KUDUS | HARIAN7.COM – Dunia barber selama ini identik dengan tangan-tangan kekar, suara clipper yang tegas, dan wangi pomade yang lekat dengan maskulinitas. Namun, di salah satu sudut Kudus, stereotip itu mulai bergeser. Di Java Barbershop, gunting dan mesin cukur kini juga dikuasai oleh tangan-tangan halus perempuan. Mereka menyebut dirinya barber ladies, simbol baru keberanian dan ketelitian kaum hawa di dunia yang dulu dikuasai pria.

Salah satunya adalah Ludfia Ainnur Rosyad (19), perempuan muda asal Jepara yang telah empat tahun menekuni dunia barber. Lulusan jurusan Tata Kecantikan Kulit dan Rambut di salah satu SMK di Kudus ini mengaku sudah jatuh cinta pada dunia potong rambut sejak masa sekolah.

Baca Juga:  Kandang Ayam Tiga Lantai di Sumowono Ludes Terbakar, 55 Ribu Ekor Ayam Mati Terpanggang

“Dulu waktu SMK sering praktik potong, warna, meluruskan, sampai membentuk model rambut. Dari situ muncul passion dan rasa percaya diri untuk jadi kapster,” tutur Ludfia saat ditemui di Java Barbershop, Rabu (29/10/2025).

Bagi Ludfia, bekerja di Java Barbershop bukan hanya soal mengatur model rambut pelanggan, tapi juga cara mengekspresikan diri.

“Tempat dan partner kerja nyaman, bosnya baik dan selalu kasih solusi. Dunia barber bukan cuma milik laki-laki. Selama punya skill dan passion, siapa pun bisa sukses,” ujarnya penuh semangat.

Kisah serupa datang dari Wanda Agustina (23), barber ladies asal Kudus. Sejak duduk di bangku SMP, Wanda sudah tertarik dengan seni mencukur rambut, terutama model pria.

“Saya suka seni cukur rambut karena menantang dan butuh ketelitian. Apalagi di sini suasananya nyaman, bosnya juga mengayomi. Jadi makin betah,” ungkapnya.

Baca Juga:  Hijrah Berpindah Menuju Kehidupan Lebih Baik, Mantan Mucikari Asal Salatiga Kini Pilih Bisnis Kuliner, Agus:"Hidup itu bukan dari perkataan orang"

Wanda berharap kehadiran barber ladies menjadi tren baru di Kudus, sekaligus inspirasi bagi perempuan lain untuk berani berkarya di bidang yang selama ini dianggap milik laki-laki.

“Semoga Java Barbershop bisa jadi pelopor barber ladies di Kudus. Biar perempuan makin percaya diri menunjukkan kemampuannya,” tambahnya.

Sementara itu, Bayu, owner Java Barbershop, mengungkapkan ide menghadirkan barber ladies muncul dari keinginan menghadirkan suasana baru di dunia grooming pria.

“Kami melihat perempuan punya ketelitian dan kepekaan tinggi dalam detail. Itu keunggulan besar di dunia barber. Jadi, kenapa tidak memberi ruang bagi mereka untuk berkembang?” jelasnya.

Baca Juga:  'Syiar Qur’an’ Rumah Zakat Bagikan Al-Qur'an kepada Santri

Bayu menegaskan, Java Barbershop tidak hanya fokus pada hasil potongan rambut, tetapi juga pengalaman pelanggan.

“Kami ingin menciptakan suasana nyaman, bersih, dan profesional. Pelanggan bukan cuma datang untuk potong rambut, tapi juga merasa lebih percaya diri saat keluar dari kursi barber,” katanya.

Berdiri sejak lima tahun lalu di kawasan Kudus Permai, Java Barbershop kini memiliki tiga cabang — di Kudus Permai, Dersalam, dan Peganjaran yang baru dibuka Januari 2025. Semua cabang mudah ditemukan melalui Google Maps.

“Bagi kami, barber bukan soal siapa yang memegang clipper, tapi siapa yang punya skill dan passion. Kami terbuka untuk siapa pun, pria maupun wanita selama punya dedikasi dan semangat belajar tinggi,” pungkas Bayu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!