Kios Sepi, Omzet Turun, Pedagang Barat Terminal Kudus Merasa Terpinggirkan
Laporan: Tambah Santoso
KUDUS | HARIAN7.COM – Pedagang kios di sisi barat Terminal Bakalan Krapyak, Kudus, mulai angkat suara. Mereka menilai keberadaan mereka terpinggirkan. Melalui Paguyuban Pamuji Mulia Sejati, puluhan pedagang menyampaikan empat persoalan mendesak yang butuh perhatian serius Pemkab Kudus.
Pembina paguyuban, Achmad Triswadi, menyebut akar masalah ada pada pembagian trayek bus yang timpang.
“Selama dua tahun terakhir hampir semua bus hanya menurunkan penumpang di sisi timur. Padahal di barat juga ada pedagang yang menggantungkan hidup dari arus penumpang. Ketimpangan ini jelas merugikan,” katanya, Jumat (19/9/2025).
Selain trayek, para pedagang juga mengeluhkan absennya fasilitas MCK. Menurut mereka, kebutuhan dasar itu tak bisa ditawar. “Orang tiap saat butuh buang air, masa harus menyeberang ke timur dulu?” ujarnya.
Fasilitas umum lain yang tak kalah penting adalah saluran drainase. Tanpa gorong-gorong, genangan air kerap menjadi masalah. “Kalau terminal diperluas, fasilitas penunjang juga seharusnya ikut dipikirkan,” tegas Triswadi.
Keluhan lain menyangkut status legalitas kios. “Dulu kami pegang SIP dari Dinas Perdagangan. Sekarang hanya jadi penyewa setelah kewenangan beralih ke Dishub. Kewajiban pedagang tetap, tapi kewajiban pemerintah tidak jelas. Ini tidak adil,” katanya.
Sekitar 50 pedagang terdampak kondisi itu. Paguyuban pun siap mengawal kebijakan agar pedagang barat tak makin terpojok.
Hj. Masfuah, salah satu pedagang, menuturkan sejak dipindah dari Menara Kudus, kehidupan makin berat.
“Banyak yang sampai menjerit karena tidak bisa menutup kebutuhan harian, bahkan biaya kuliah anak,” ungkapnya.
Ia bahkan harus membangun MCK sendiri meski belum berfungsi penuh. “Hanya buka sore sampai malam, itupun terkendala listrik dan air. Jadi kami patungan biaya air,” katanya. Ia juga menyesalkan izin yang terbit terlambat dan tak jelas isinya.
Situasi itu membuat omzet menurun drastis. “Sejak pindah ke terminal, penghasilan turun karena penumpang lebih banyak di sisi timur,” keluhnya.
Sementara itu, Kepala UPTD Parkir Dishub Kudus, Edy Supriyanto, menegaskan pihaknya berusaha mengatur agar arus kendaraan seimbang.
“Siang diarahkan ke barat karena lebih teduh, malam juga tetap diatur. Tapi solusi jangka panjang masih kami bahas,” jelasnya.
Dishub juga akan mempertemukan pedagang timur dan barat untuk mencari pola parkir yang lebih adil.
Soal MCK, Edy mengakui memang belum tersedia. “Sudah masuk perencanaan 2025, diproyeksikan mulai dibangun November,” katanya.
Untuk genangan, sementara ini dilakukan penyedotan berkala. “Perbaikan permanen kami ajukan tahun depan,” imbuhnya.
Adapun urusan izin, Edy menegaskan itu ranah Dinas Perdagangan dan Dinas Pariwisata. “Dishub hanya mengatur lalu lintas dan perparkiran,” pungkasnya.(*)












Tinggalkan Balasan