Kisah SS Central America: Harta Karun yang Mengubah Sejarah dan Hidup Seorang Ilmuwan
Mantan Pemburu Harta Karun Tetap Bungkam, Meski Hukuman Penjara Bertambah
Lappran: Tedy Mulyawan
SAINS | HARIAN7.COM – Tommy Gregory Thompson, seorang ilmuwan sekaligus pemburu harta karun legendaris, menjadi pusat perhatian dunia sejak ia menemukan bangkai kapal SS Central America pada tahun 1988. Penemuan ini tidak hanya mengungkap sejarah tenggelamnya kapal tersebut, tetapi juga membuka jalan menuju harta karun berupa ratusan koin emas dengan nilai mencapai jutaan dolar. Namun, kisah ini berubah menjadi drama hukum yang berkepanjangan setelah Thompson menolak mengungkap keberadaan 500 koin emas yang ia temukan.
Kini, setelah menjalani hukuman penjara selama 10 tahun, Thompson tetap menolak untuk membeberkan lokasi koin emas tersebut. Seorang hakim di Ohio telah memutuskan untuk mengakhiri tuntutan perdata terhadapnya, namun pria berusia 72 tahun ini harus menjalani hukuman tambahan selama dua tahun atas dakwaan penghinaan pidana.
Misteri Tenggelamnya SS Central America
SS Central America, dikenal sebagai “kapal emas,” tenggelam pada tahun 1857 di tengah badai ganas dalam perjalanan dari California menuju New York. Kapal itu membawa sekitar 21 ton emas—hasil dari Demam Emas California—serta ratusan penumpang. Tenggelamnya kapal ini tidak hanya menewaskan ratusan orang, tetapi juga memicu kepanikan finansial besar yang dikenal sebagai “Panic of 1857,” mengguncang ekonomi Amerika Serikat pada masa itu.
Setelah lebih dari satu abad menjadi misteri, bangkai kapal itu akhirnya ditemukan pada tahun 1988 oleh tim ilmuwan yang dipimpin oleh Thompson. Menggunakan teknologi sonar canggih, timnya melacak kapal tersebut di dasar laut. Penemuan ini dianggap sebagai salah satu pencapaian arkeologi bawah laut terbesar abad ke-20.
Harta Karun yang Menjebak Penemunya
Di antara barang-barang berharga yang ditemukan di kapal, terdapat 500 koin emas dengan nilai ditaksir sekitar 2,5 juta dolar AS atau setara Rp 40,8 miliar. Namun, keberadaan koin-koin ini menjadi pusat sengketa hukum setelah para investor yang mendanai ekspedisi Thompson menuntut bagian dari hasil penemuan.
Pada 2012, Thompson mangkir dari sidang perdananya dan menjadi buronan selama tiga tahun sebelum akhirnya ditangkap di Florida pada 2015. Ia dijatuhi dakwaan penghinaan perdata karena menolak bekerja sama dengan pihak berwenang untuk mengungkap lokasi koin emas tersebut. Selain itu, ia juga dikenakan denda sebesar 1.000 dolar AS per hari selama ia tetap bungkam. Hingga saat ini, total dendanya telah membengkak menjadi lebih dari 3,3 juta dolar AS—lebih besar dari nilai harta karun yang hilang.
Bebas dengan Banyak Pertanyaan yang Tersisa
Meski hakim telah mengakhiri tuntutan perdata terhadapnya, Thompson masih menghadapi hukuman tambahan atas dakwaan penghinaan pidana. Ia tetap bersikeras bahwa koin emas tersebut telah diserahkan kepada sebuah lembaga perwalian di Belize, tetapi tidak memberikan bukti atau detail lebih lanjut. Hakim yang menangani kasus ini menilai bahwa memperpanjang hukuman penjara tidak akan memaksa Thompson untuk bekerja sama.
Kasus Thompson telah memicu perdebatan luas tentang etika dalam eksplorasi bawah laut, hak atas hasil penemuan sejarah, dan batasan hukum dalam menuntut informasi dari seseorang. Sementara itu, lokasi 500 koin emas dari SS Central America tetap menjadi misteri.
Ilmu Pengetahuan, Keserakahan, dan Sejarah
Kisah SS Central America adalah pengingat bahwa eksplorasi ilmiah sering kali bersinggungan dengan ambisi manusia. Penemuan kapal ini seharusnya menjadi pencapaian besar dalam sejarah dan arkeologi, namun sengketa hukum dan misteri yang belum terpecahkan telah mengaburkan nilai ilmiah dari penemuan tersebut.
Apakah harta karun ini akan kembali terungkap? Atau akan terkubur selamanya, baik di dasar laut maupun di balik bungkamnya sang penemu? Dunia hanya bisa menunggu dan melihat bagaimana babak akhir dari kisah ini akan terungkap.
Tinggalkan Balasan