HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Dugderan 2025: Bedug dan Meriam Sambut Ramadan di Semarang

SEMARANG | HARIAN7. COM – Tradisi Dugderan kembali digelar di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) pada Jumat (28/2/2025), menandai datangnya bulan suci Ramadan 1446 Hijriah. Acara yang telah berlangsung sejak 1881 ini diawali dengan pemukulan bedug ijo Mangunsari oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno, disertai dentuman meriam yang menggema di Kota Semarang.

Baca Juga:  GOSYEN RUN SALATIGA 10K Siap Gegerkan Kota, Front One Gosyen Hotel Gaspol Sambut Anniversary

Dalam prosesi tersebut, Sumarno berperan sebagai Kanjeng Raden Mas Tumenggung Prawirapradja, sementara Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, berperan sebagai Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Purbadiningrum.

Baca Juga:  Disebut Dalam Pemberitaan Hamil Usai ML Dengan Enam Pria, AP Gadis Bawah Umur Tegaskan Jika Itu Fitnah dan Ia Mengaku Hanya Menjalin Hubungan Dengan Satu Pria

Sebelum suara “dug” dari bedug dan “der” dari meriam bergema, Suhuf Halaqah dibacakan oleh Sumarno dan diterima oleh Wali Kota Semarang. Pesannya jelas: Ramadan telah tiba, umat Islam diminta mengisi bulan suci dengan ibadah dan amal kebaikan demi kebaikan pribadi, masyarakat, serta bangsa.

Baca Juga:  Kampung Siaga Candi, 20 Desa di Kabupaten Banjarnegara Dapat Penghargaan Dari Kapolres

Dugderan dan Potensi Wisata

Sumarno menekankan bahwa Dugderan bukan sekadar tradisi religius, tetapi juga memiliki dampak ekonomi bagi warga Semarang. “Harapannya, momen ini bisa menarik pengunjung dari dalam maupun luar Jateng, sehingga Dugderan menjadi salah satu event wisata yang memperkuat ekonomi lokal melalui UMKM,” ujarnya.

Baca Juga:  Soal Polemik Aturan Penjualan LPG 3 Kg, Pemkot Salatiga Imbau Warga Beli di Pangkalan Resmi, Harga Lebih Murah

Senada dengan itu, Wali Kota Agustina Wilujeng Pramestuti berharap Dugderan dapat menjadi momentum untuk menyatukan kembali warga Semarang setelah perhelatan pesta demokrasi.

“Ramadan adalah bulan penuh berkah. Mari kita jadikan Dugderan sebagai simbol persatuan untuk membangun Kota Semarang tanpa sekat-sekat perbedaan,” ucapnya.(AK)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!