HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Protes Pembatasan Kuota Pengiriman ke Industri, Peternak Sapi di Boyolali Gelar Aksi Mandi Susu

BOYOLALI | HARIAN7.COM – Peternak sapi di Boyolali, Jawa Tengah, kembali melakukan aksi protes dengan membuang sekitar 50 ton susu hasil panen mereka. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes atas kebijakan pembatasan kuota pengiriman susu ke industri.

Baca Juga:  Kisah Ketika Anggota Polsek Sidomukti Membantu Seorang Nenek Bikin Haru

Selain membuang susu, para peternak juga menggelar aksi lain dengan membagikan susu sapi secara gratis kepada warga. Setidaknya 1.000 liter susu sapi dibagikan di kawasan Monumen Susu Tumpah, Boyolali, sebagai bagian dari unjuk rasa. Di tempat tersebut, para peternak juga melakukan aksi mandi susu sebagai simbol protes.

Baca Juga:  Bentrok Berdarah 2 Ormas di Blora, 12 Korban Luka

“Kami mohon maaf, aksi siang hari ini adalah bentuk protes. Kami mewakili para peternak yang jumlahnya puluhan ribu, yang saat ini sedang menjerit karena kondisi industri susu di Indonesia yang dibatasi kuota masuknya. Ini berimbas pada menumpuknya susu di UD maupun koperasi yang tidak terserap oleh pabrik, sehingga banyak yang terbuang,” ungkap Sriyono, koordinator aksi, pada Sabtu, (9/11/2024).

Baca Juga:  Demi Ringankan Beban Masyarakat, Pemda Kendal Gelar Bazzar Murah di Tempat Relokasi Pasar Weleri

Sriyono menjelaskan bahwa pembatasan kuota sudah diberlakukan sejak sekitar September 2024. Berdasarkan informasi dari pihak industri pengolahan susu (IPS), pembatasan ini dilakukan karena alasan pemeliharaan mesin.

Namun, Sriyono dan peternak lain menduga hal ini terkait dengan kebijakan impor susu yang diambil oleh pemerintah. Biasanya, KUD Mojosongo mengirimkan 23.000 liter susu per hari, tetapi saat ini jumlah yang diterima hanya 15.000 liter.

Baca Juga:  Mahasiswa dan Pelajar Gelar Aksi, Tuntut Kasus Penembakan GRO Diusut Tuntas

“Mereka bilang alasannya maintenance mesin. Padahal, kami yakin itu tidak mungkin. Yang terjadi sekarang adalah karena keran impornya dibuka oleh Menteri Perdagangan,” lanjutnya.(Yes)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!