Tragedi Berulang di Kolam Renang Setya Fan, Rendi Selamat Setelah Perawatan Intensif
Laporan: Budi Santoso
NGAWI | HARIAN7.COM – Kolam Renang Setya Fan di Jalan Raya Ketanggungan – Sine, Desa Tulakan, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, kembali menjadi saksi bisu tragedi.
Pada Minggu, 16 Juli 2024, insiden tenggelamnya seorang remaja bernama Rendi Aditya (20) dari Bulakrejo, Desa Jirapan, Masaran Sragen, Jawa Tengah, menambah daftar panjang korban jiwa di kolam renang tersebut.
Dalam empat tahun terakhir, ini merupakan kejadian ketiga, setelah sebelumnya dua anak berusia sekitar 6-7 tahun meninggal dunia karena tenggelam.
Menurut saksi mata yang enggan disebutkan namanya, Rendi mengalami kram setelah melompat ke kolam dengan kedalaman antara 160 cm hingga 260 cm.
“Saat kakak saya tenggelam, saya berteriak minta tolong. Beberapa orang datang untuk menolong, dan saat diangkat ke atas, kakak saya sudah tidak sadarkan diri dan langsung dibawa ke UGD Klinik Aisyiyah Tulakan,” ujarnya.
Rendi yang kritis segera dirujuk ke RSU Mantingan. Pada Minggu sore, Kepala Desa Tulakan Drs Wiyono bersama tokoh masyarakat setempat mendatangi pengelola Kolam Renang Setya Fan, namun pengelola tidak mau menemui mereka.
Informasi terbaru yang diperoleh awak media pada pukul 22.12 WIB mengabarkan bahwa korban dirujuk ke RSUD Sragen dalam keadaan kritis dan belum sadarkan diri. Beruntung, pada Selasa, 18 Juli 2024, Rendi dinyatakan selamat setelah mendapatkan perawatan intensif di RSUD Sragen.
“Masyarakat setempat sangat menyayangkan kejadian ini dan meminta agar Kolam Renang Setya Fan dinonaktifkan sementara untuk menghindari korban lebih banyak lagi,” ungkap salah satu warga.
Pada Senin, 8 Juli 2024, awak media mengunjungi rumah Rendi di Dusun Ngasem, Desa Hargosari, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi. Menurut keterangan orang tua Rendi, ia dirawat di ICU RSUD Sragen selama 8 hari.
“Setelah pulang, Rendi masih harus menjalani rawat jalan,” jelas ibu kandung Rendi.
Ketika ditanya tentang tanggung jawab pemilik kolam, ibu Rendi menjawab, “Pemilik kolam sering menjenguk Rendi di RSUD Sragen dan membantu biaya perawatan sebesar Rp 1 juta karena kami menggunakan BPJS,” katanya.
Sementara itu, pemilik Kolam Renang Setya Fan enggan memberikan komentar baik melalui telepon maupun saat dikunjungi di lokasi. Kini, masyarakat Desa Tulakan merasa resah dan meminta aparat penegak hukum untuk menindaklanjuti kejadian ini, yang saat ini sudah ditangani pihak berwajib.
Tinggalkan Balasan