Server Pusat Data Nasional Lumpuh, Ketua Komisi I DPR RI Desak Kominfo Segera Tangani

Ketua DPP Partai Golkar, Meutya Hafid. (Foto: Istimewa)

JAKARTA | HARIAN7.COM – Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid, mendesak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk segera menyelesaikan permasalahan server Pusat Data Nasional (PDN) yang mengalami gangguan. Meutya menyatakan keprihatinannya terkait server PDN yang sudah lumpuh selama kurang lebih 80 jam sejak Kamis dini hari (20/6/2024).

“Saya sebagai mitra tentu amat prihatin dan kita ingin Kominfo bisa segera menyelesaikannya. Yang penting juga untuk menjelaskan sesungguhnya apa yang terjadi, dan apakah ini malfungsi dari pusat data nasional, atau memang ada serangan?,” kata Meutya kepada wartawan di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Minggu (23/6/2024).

Meutya menekankan pentingnya Kominfo untuk segera menemukan penyebab lumpuhnya server PDN agar bisa mengatasi masalah ini secepat mungkin. “Karena yang paling utama harus langsung dilakukan Kominfo saat ini adalah mencari tahu penyebab sehingga tahu bagaimana untuk bisa menanggulangi ini segera,” tegasnya.

Lebih lanjut, Meutya yang juga menjabat sebagai Ketua DPP Partai Golkar, menyoroti dampak dari kerusakan server tersebut yang tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Indonesia, tetapi juga wisatawan asing. 

“Ini menjadi penting karena ini berkaitan dengan nama baik Indonesia. Saya yakin Kominfo dapat menyelesaikan masalah ini dengan segera,” tambah Meutya.

Sebagai informasi

Kejadian ini mengundang perhatian publik dan berbagai pihak yang berharap Kominfo dapat memberikan penjelasan dan solusi cepat untuk mengatasi gangguan yang terjadi pada server PDN. 

Server Pusat Data Nasional merupakan komponen vital bagi penyimpanan dan pengelolaan data negara, sehingga gangguan yang berkepanjangan dapat berdampak luas pada berbagai sektor, termasuk layanan publik dan keamanan data. Desakan Meutya Hafid menjadi sinyal bahwa masalah ini perlu segera ditangani dengan serius oleh Kominfo demi menjaga kepercayaan publik dan reputasi Indonesia di mata dunia.(Yuan)