HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

KDRT, Suami Tega Siksa dan Sekap Istri di Kandang Sapi

Ilustrasi. (Istimewa)

JEMBER | HARIAN7.COM – Peristiwa tragis menimpa seorang istri bernama Supiati, yang akrab disapa Bu Tika (48), yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan oleh suaminya, Hermawan alias Toheri (51). 

Kejadian mengerikan ini terjadi di Dusun Krajan, Desa Glundengan, Kecamatan Wuluhan, Jember, dimana Bu Tika berhasil diselamatkan pada Kamis (7/3/2024).

Kapolsek Wuluhan, AKP Solikhan Arief, mengungkapkan bahwa petugas mendapatkan laporan dari warga yang mendengar teriakan meminta tolong dari arah gudang. Saat petugas tiba di tempat kejadian, mereka menemukan Bu Tika sebagai korban KDRT.

Baca Juga:  Kebakaran Hutan Gunung Merbabu, Ini Penjelasan Kapolsek Getasan

Menurut keterangan Bu Tika kepada polisi, peristiwa ini bermula dari perselisihan dengan suaminya yang dipicu oleh kepergiannya untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Medan, Sumatera Utara, tanpa memberi kabar selama dua bulan.

Bu Tika menceritakan bahwa pada malam Senin (4/3), setelah pulang dari Medan, dia dan suaminya terlibat dalam cekcok yang berujung pada penganiayaan. 

Hermawan menggunakan batang kayu dan tangan kosongnya untuk memukul Bu Tika, menyebabkan luka lebam di sejumlah bagian tubuhnya, terutama kepala dan badan.

Baca Juga:  Komitmen Tegas Berantas Narkoba: Polrestabes Surabaya Musnahkan 15 Kilogram Sabu dan Ganja

Namun, kengerian tidak berhenti di situ. Pada malam Kamis (7/8), setelah Magrib, Bu Tika dikurung di dalam kandang sapi kosong dan diikat tangannya dengan tali dan rantai agar tidak bisa kabur. Beruntung, Bu Tika berhasil melarikan diri sekitar pukul 9 malam dan mendapatkan perlindungan dari warga sebelum dibawa ke Polsek Wuluhan.

Pihak berwenang, termasuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Jember dan DP3AKB setempat, turun tangan untuk menangani korban. Hermawan alias Toheri, pelaku KDRT, telah diamankan dan sedang menjalani pemeriksaan.

Baca Juga:  Tidak Pulang Beberapa Hari, Eko Ditemukan Tidak Bernyawa, Saksi : Awalnya Saya Melihat Jari Tangan

Selain itu, perhatian khusus juga diberikan kepada anak-anak pasangan tersebut, terutama anak yang masih kecil. Upaya trauma healing dilakukan dengan mengajak mereka jalan-jalan dan kunjungan ke pondok pesantren setempat, dengan harapan dapat membantu mereka pulih dari trauma yang mereka alami akibat kekerasan yang terjadi di dalam keluarga mereka.(Sam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!