Kepala SMA Negeri 2 Salatiga Respons Cepat Terhadap Dugaan Bullying, Investigasi Dilakukan Bersama Tim TPPK Sekolah
![]() |
Ilustrasi.(Istimewa) |
Laporan: Muhamad Nuraeni
SALATIGA | HARIAN7.COM – Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga, Tentrem Lestari, merespons dugaan bullying dengan tindakan cepat. Pihak sekolah telah memulai investigasi untuk menanggapi kabar tersebut.
“Kami sudah melakukan tindak lanjut dengan investigasi di lapangan bersama tim TPPK Sekolah,”katanya saat dikonfirmasi harian7.com, Jumat (5/1/2024).
Tentrem mengaku selain investigasi pihaknya juga berkonsultasi aktif dengan Dinas pendidikan cabang V, sesuai arahan Kacabdin.
“Persoalan ini sedang dalam investigasi. Hingga saat ini kami masih terus menyelidiki masalah tersebut. Karena di sekolah pasti ada saksi dan ada bukti juga. Kami juga sudah melapor ke atasan kami tentang masalah ini,”ucapnya.
Baca juga:
Tentrem mengungkapkan bahwa pihaknya mengucapkan terimakasih kepada orang tua siswa yang telah bekerjasama melapor dan berkoordinasi untuk penanganan masalah ini.
Diberitakan sebelumnya, Diberitakan sebelumnya, kejadian perundungan kembali mengguncang lingkungan sekolah di Salatiga. Seorang siswi SMA Negeri 2 kelas 10 diduga menjadi korban bullying berulang kali oleh sejumlah teman sekolahnya.
Video Pernyataan Pers, Orang Tua Korban dan LPAI Jateng Terkait Dugaan Bullying di SMA N 2 Salatiga
Orang tua korban, Guntur Sri Hartono, mengungkapkan kekecewaannya dan kekhawatiran akan dampak psikologis yang dialami anaknya.
Guntur Sri Hartono, ketika ditemui oleh harian7.com, Kamis (4/1/2024) mengungkapkan kekagetannya saat mendengar keluhan anaknya yang kini menolak masuk sekolah. Anaknya yang menjadi korban bullying mengalami depresi, bahkan telah absen selama satu hari dan terlihat murung di kamar.
“Peristiwa bullying tersebut sudah beberapa kali terjadi, mencakup tindakan merusak sepeda motor dan pemaksaan membuka hijab serta dipalak,”kata Guntur saat ditemui dirumahnya, Perum Argotunggal, Kelurahan Ledok, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga.
Guntur merasa prihatin karena anaknya mengalami depresi setelah insiden tersebut. Bahkan, ia (Siswa korban bullyng) telah mengirim pesan WhatsApp kepada istri (ibu korban) akan bunuh diri jika tidak dipindah sekolah.
Anak pertama Guntur juga pernah menjadi korban bullying di SMA Negeri 2 Salatiga, namun dengan ketahanan mental yang kuat, anak tersebut berhasil melaluinya dan kini telah lulus.
Guntur berencana memindahkan anaknya ke sekolah lain, merasa bahwa lingkungan di SMA Negeri 2 dapat memperburuk kondisi mental anaknya.
“Saya berharap agar pihak sekolah mengambil tindakan tegas dan meningkatkan pengawasan agar kejadian serupa tidak terulang,”harap Guntur.(*)
Berita sebelumnya:
Dugaan Adanya Peristiwa Bullying di SMAN 2 Salatiga, LPAI Jawa Tengah Desak Adanya Tindakan Serius
Tinggalkan Balasan