Bertajuk “Skill Sikil”, Sabar Subardi Bersama Asrul Gelar Demo Lukis Dengan Kaki, Nunuk: Ini kesempatan yang istimewa bagi teman-teman berkebutuhan khusus
![]() |
Foto bersama usai acara.(Foto: Bang Nur/harian7.com) |
Laporan: Muhamad Nuraeni
SALATIGA | HARIAN7.COM – Dua pelukis kondang, Sabar Subardi dari Salatiga dan M. Asroel dari Tabanan, Bali, menggelar pameran dan demo lukisan dengan kaki di warung Teduh Salatiga, Sabtu (23/12/2023).
Meski melukis dengan kaki, kedua seniman ini berhasil memukau dengan kreativitas mereka.
Meskipun menghadapi keterbatasan fisik, Sabar dan Asroel membuktikan bahwa kaki mereka mampu menjadi alat ekspresi seni yang luar biasa.
Karya lukisan mereka tidak hanya mencuri perhatian lokal, tetapi juga mendapat apresiasi internasional.
Salah satu contohnya adalah karya Sabar yang telah dikoleksi oleh kolektor seni dari Taiwan, Inggris, dan Jepang, membuktikan bahwa kualitas karya mereka tidak bisa diremehkan.
Pantaun harian7.com di lokasi, acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga, Nunuk Dartini, Kepala Disbudpar Kota Salatiga, Yayat Nurhayat, dan Kapolres Salatiga, AKBP Aryuni Novitasari yang diwakili oleh Kapolsek Argomulyo, IPTU Nurwakhidin. Turut hadir juga sejumlah tamu undangan lainnya.
Acara dimulai dengan demo lukis, di mana tamu undangan pertama kali terlibat dalam memberikan goresan warna di kanvas.
Kegiatan ini memberikan kesempatan kepada Nunuk Dartini, Yayat Nurhayat dan IPTU Nurwakhidin untuk berinteraksi secara kreatif dan melibatkan mereka dalam proses seni lukis.
Sabar Subardi, dalam wawancara dengan harian7.com di tengah acara, menyebutkan bahwa demo dan pameran lukisan hari ini diberi nama “skill sikil,” sebuah frasa yang diperolehnya dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, saat berlangsungnya pameran di Mall Ciputra Semarang.
“Waktu itu beliau pak Ganjar berkenan hadir di acara pameran. Saat ditanya wartawan bagaimana komentarnya dengan lukisan ini dan pada waktu itu pak Ganjar menjawab wah ini skill sikil tenan iki. Maka itu saya pikir ini akan saya jadikan tajuk pada pameran berikutnya,”ungkapnya.
Subardi mengungkapkan, pelaksanaannya ia menunggu momen yang tepat. Ketika ada dua pelukis yang punya skillnya di sikil ya ini momen yang tepat.
Ditanya terkait tiga goresan di atas kanvas, Subardi mengungkapkan bahwa merespon tiga goresan tersebut memerlukan tanggung jawab dan transformasinya menjadi sesuatu yang dapat diterima secara komunikatif.
“Tantangannya bagi seniman terletak di sana. Menanggapi goresan yang acak. Saya dan Pak Asrul mampu menerjemahkan goresan tersebut menjadi sesuatu yang, secara semiotik, dapat diartikan sebagai simbol tertentu,” terang Subardi.
Dalam dunia seni, Subardi, seorang pelukis, berbicara tentang kesulitan dalam proses kreatifnya. Seiring dengan responsnya terhadap goresan seni, pelukis asal Bali lainnya, Asrul, juga memberikan pandangannya.
Asrul menyatakan keyakinannya bahwa kesulitan adalah bagian alami dari proses kreatif, terutama ketika melakukan sesuatu secara spontan.
Menurutnya, meskipun ada tantangan, hasil akhir dari kegiatan spontan tersebut tetap harus memiliki kualitas yang baik.
“Setiap melukiskan punya tanggung jawab. Artinya kita harus menjadi karya yang bagus dan sembodo,”ucapnya saat ditemui harian7.com.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga, Nunuk Dartini, mengungkapkan rasa hormatnya terhadap acara demo lukisan dengan kaki. Menurutnya, kegiatan tersebut menjadi suatu kesempatan istimewa bagi teman-teman berkebutuhan khusus.
Ia sangat menghargai inisiatif demo lukisan dengan kaki yang telah diadakan. Ini bukan hanya sekedar kegiatan seni, tetapi juga memberikan peluang dan wadah kepada teman-teman kita yang memiliki kebutuhan khusus untuk mengekspresikan kreativitas mereka.
“Dan ternyata dengan ruang seperti ini mereka bisa berekspresi dan menunjukan bahwa mereka mampu dan bisa. Bahkan mungkin teman teman diluar sana tidak seperti mereka malah tidak bisa,”ungkapnya saat ditemui harian7.com disela acara.
Nunuk membahkan bahwa kegiatan seperti ini harus terus berlanjut dan tugas dari pemerintah khususnya kami Dinas Pendidikan akan mengfasilitasi.
“Selama ada koordinasi dan kami tahu pastinya kami akan memberikan fasilitas dan kami akan selalu mengsuport,”kata Nunuk.
Nunuk berpesan agar suatu bakat untuk ditingkatkan terus dan semangat serta memberikan inspirasi kepada yang lain.
“Saya berharap anak anak difabel, berkebutuhan khusus di Salatiga dengan kelebihanya masing masing bisa mengekspresikan diberikan ruang dan kesempatan,”pungkasnya.(*)
Tinggalkan Balasan