Harga Kedelai Meroket Naik, Perajin Tahu Di Salatiga Terpaksa Naikan Harga Agar Bisa Bertahan
SALATIGA,harian7.com – Kenaikan harga kedelai yang terjadi belakangan ini memaksa perajin tahu tempe di Salatiga harus pintar-pintar memutar otak agar bisa terus bertahan.
Salah satunya yang dilakukan Aditya Sito Pamungkas salah seorang perajin tahu di Jalan Kalibodri-Kalioso, Kelurahan Kuthowinangun Kidul, Tingkir, Salatiga.
Ia mengaku sejak beberapa tahun terakhir harga kedelai terus meroket naik, sehingga iapun menaikan harga tahu.
“Saya menaikkan harga tahu, dari Rp 500 per biji, menjadi Rp 800 per biji. Sedangkan untuk ukuran tahu masih sama,”katanya.
Selain itu, lanjut Adit, karyawannya yang berjumlah lima orang di jadwal. Maksimal sehari yang masuk adalah tiga orang, secara bergantian.
“Dampaknya pembeli berkurang sampai 50 persen. Dulu minim ya dirata-rata perhari itu 5.200 tahu, sekarang 2.600 ke 3.000 tahu saja,” katanya.
Untuk tetap bisa bertahan, selain berjualan dengan biasa, Adit juga berjualan dengan sistem online. Menggunakan sistem pre order. Menurutnya hal itu lebih menguntungkan.
“Mengikuti perkembangan jaman ya kita harus online mas. Lebih menguntungkan karena kita tidak memerlukan biaya ongkos ke pasar, karena kita juga menyantumkan ongkir,” bebernya kepada wartawan Senin (7/11/2022).
Dikatakan Adit, mayoritas yang memesan online ada pengusaha di bidang kuliner. Mereka memesan beberapa hari sebelum dikirim. Sehingga secara ongkos produksi akan lebih hemat.
“Kita menggunakan sistem pre order mas. Rata-rata H-1 sudah masuk PO nya. Pemesanan ya dari warung makan, rumah makan, terus katering. Semuanya langsung online kita layani,” jelasnya.
Adit mengaku hal itu dilakukan setelah melejitnya harga bahan baku tahu. Sebelumnya di tahun 2020 maksimal harga kedelai maksimal diangka Rp 12.500, saat ini mencapai Rp 14 ribu.
Akibatnya ongkos untuk produksi semakin tinggi dan ada penurunan omzet.
” Penurunan omzet itu yang signifikan sekali yang terasa,” ungkapnya.
Menurut Adit, meski tidak ada subsidi terhadap kedelai tidak menjadi masalah. Asalkan harga kedelai kembali di harga yang normal. Yaitu diharga Rp 12 ribu atau Rp 12.500.
“Itu lebih menguntungkan daripada kita mendapatkan subsidi. Pasti harga akan kembali normal. Dari pada kita mendapatkan bantuan tapi beberapa saat saja,”pungkasnya.(*)
Tinggalkan Balasan