HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Serabi Klasik Ngampin Sambangi SMP N 4 Ambarawa, Asapnya Bikin Pedih Tapi Manisnya Bikin Nagih

Kepala Sekolah SMP 4 Ambarawa saat menerangkan proses untuk pembuatan serabi.(Foto: Fera Marita/harian7.com)

Laporan: Fera Marita

UNGARAN,harian7.com – Puluhan siswa kelas VII SMP N 4 Ambarawa nampak antusias mengikuti pembuatan serabi klasik Ngampin, Kamis ( 6/10/22 ) di lapangan sekolah. 

Kegiatan yang diinisiasi Kepala Sekolah SMP N 4 Ambarawa, MA. Utami Eko Putranti, ini dimaksudkan sebagai implementasi penguatan Profil Pelajar Pancasila dalam hal budaya dan kewirausahaan. 

“Kenapa kami memilih serabi klasik, karena serabi ini merupakan salah satu warisan leluhur yang harus kita angkat lagi, biar anak-anak tahu ternyata ada makanan tradisional di Ambarawa yang enak dan perlu kita lestarikan, ” papar Kepala Sekolah yang akrap di sapa Maria kepada harian7.com.

Baca Juga:  Bentuk Relawan Perlindungan Anak, LPAI Jawa Tengah Berikan Pembekalan

Tak hanya mengenalkan makanan tradisional serabi klasik, para murid pun diwajibkan untuk mengolah serabi mulai dari proses awal hingga menjadi serabi yang layak untuk dikonsumsi. 

Kepala Sekolah bersama salah satu wali kelas saat meninjau hasil serabi klasik karya siswa.

Siswa dibagi dalam 5 kelompok sesuai dengan kelasnya masing-masing dengan didampingi wali kelas dan 1 pendamping dari paguyuban penjual serabi Ngampin. 

Banyak hal seru dalam kegiatan kali ini, pasalnya hampir sebagian siswa yang keliru dalam penyediaan peralatan pembuatan serabi klasik. Seperti contoh keren atau tungku buat memasak serabi klasik, sebagian besar membawa anglo. 

Baca Juga:  Aksi Balas Dendam, Driver Ojek Online Buang Motor Debt Collector ke Kali

Walaupun sama-sama terbuat dari tanah liat dan berfungsi untuk memasak namun keduanya memiliki bentuk yang berbeda sehingga berpengaruh besar dalam pengapian. 

Tak hanya soal keren, hampir semua siswa membawa kayu bakar dengan ukuran besar melebihi kapasitas lobang keren, alhasil mereka harus memotong-motong kayu tersebut agar sesuai dengan keren. Karena dalam proses pembuatan serabi klasik, kondisi api memegang peran yang sangat penting. 

Namun demikian, para siswa tak patah arang. Meski harus lelah memarut kelapa, menumbuk beras, berjibaku dengan asap saat memasak serabi dengan mata pedih, mereka tetap antusias memasak serabi. 

Baca Juga:  Begini Kemeriahan Tradisi Taralu’ Pernikahan Nur Arfandi, SE & Resky Amalia Arisanti, AMK

Tak jarang banyak serabi yang tidak matang merata maupun gosong dibeberapa bagian. Namun dari pantauan harian7 dilapangan, para siswa ini bisa bekerja sama dengan baik, bisa mengerti kekurangan dan kelebihan teman-teman dalam satu kelompoknya dan lebih mengakrapkan diri satu sama lain. 

“Inilah yang kami harapkan dari kegiatan hari ini, siswa mengenal makanan tradisional didaerahnya sekaligus praktek yang ternyata tidak segampang itu sehingga mereka bisa menghargai makanan tradisional khususnya serabi klasik,”pungkas Maria.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!