HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Terlilit Hutang Karena Dampak Pandemi, Seorang Kakek Pensiunan Pegawai Departemen Pertahanan Terpaksa Tawarkan Jual Ginjal

Slamet seorang kakek yang tawarkan jual ginjal.

Laporan: Bang Nur

SALATIGA,harian7.com – Kisah miris tentang susahnya warga bertahan hidup di tengah himpitan kondisi ekonomi dampak pandemi Covid 19 terus terjadi. Di antaranya yang dilakukan seorang pensiunan pegawai Departemen Pertahanan di Jakarta bernama Slamet (65).

Ia terpaksa menawarkan ginjalnya untuk dijual semata untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari hari dan juga terlilit hutang.

Diungkapkan Slamet, Semenjak pensiun ia memutuskan pindah ke Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

Awal tinggal di Desa Karangtengah, ia dan istrinya bernama Magdalena (54) berjualan sembako didepan rumah.

“Awalnya semua berjalan sesuai rencana. Namun saat pandemi Covid-19 menerjang kondisinya berubah. Terlebih saat  keluarga saya terjangkit virus tersebut. Istri saya juga terkena lumayan parah, sampai dua bulan,” kata Slamet.

Baca Juga:  Rumah Warga Yang Rusak Akibat Ledakan Di Gudang Mako Brimob Semarang Diperbaikki

Sejak itu, perekonomian keluarga ini pun kolaps karena tak bisa berjualan dan hanya  mengandalkan sisa uang pensiun Rp 800.000 harus menghidupi lima anak dan tiga cucunya.

Selain itu juga terlilit utang yang sangat besar. “Dulu hutang bank sebesar Rp 130 juta, tapi lalu dinaikkan jadi Rp 193 juta,” jelasnya.

Terlilit hutang bank titil

Kondisi ekonomi semakin terpuruk setelah mempunyai hutang bank titil.

“Alasan meminjam bank titil karena tak memiliki pemasukan, maka mulai berhutang ke ‘bank titil,”ungkap Magdalena.

Ia mengaku masalah bermula setelah meminjam bank titil.

 “Utang terus menumpuk, gali lobang tutup lubang. Kalau ditotal sekarang utang ke bank titil mencapai Rp 27 juta,”ungkapnya.

Baca Juga:  Beberapa Mahasiswa Fakultas Ilmu Kedokteran UGM Yogyakarta Lakukan PKL di Desa Keditan Ngablak

Dituturkanya, dalam sehari ada lima orang yang menagih utang. “Mereka menagih setoran cicilan, karena ada yang waktunya satu minggu setor dua kali, ada yang tiga kali. Nagihnya ada yang keras ada yang lunak,” terangnya.

Alasan Slamet nekat tawarkan ginjal


Karena terlilit hutang terpaksa Slamet mengambil langkah nekat  tanpa berdiskusi dengan istrinya ingin menjual ginjalnya.

Slamet berjalan kaki dari rumah menuju Salatiga dengan berkalungkan kardus bertuliskan ‘Jual Ginjal untuk Bayar Hutang’ dengan harapan mendapat uang untuk membayar utang. 

“Sebenarnya ini bukan pilihan, tapi memang karena terpaksa tidak ada jalan lain. Mau jual barang juga sudah tidak ada,”ungkap Slamet.

Baca Juga:  Sosialisasi Forum Sahabat Protokol dan Pedoman Keprotokolan Salatiga, Begini Jelasnya

Disinggung kenapa tidak meminta bantuan anaknya, Slamet mengaku ia tidak tega. “Anak saya ada yang kerja di Banten dan Singapura, tapi baru bulan kemarin berangkat, jadi belum ada hasilnya. Ini anaknya sama saya karena single parent,” ungkapnya. 

Slamet mengaku ingin menikmati masa tua dengan tenang. Namun saat ini, baginya adalah masa ujian yang harus dilewati. 

“Ini bagian perjalanan, belum satu terlewati, malah kemarin jatuh juga sehingga kaki tidak bisa ditekuk,” katanya. 

Sementara Magdalena mengaku tidak tahu dengan pilihan suaminya untuk menjual ginjal.

 “Saya jemput cucu di sekolah, kok bapak sudah pergi, padahal tidak punya uang. Sungguh saya tidak sampai hati melihatnya,” ujarnya sembari terisak.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!