HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Usaha Tidak Akan Mengkhianati Hasil, Berkat Ketekunanya Usaha Kerajinan “Ridho Craft” Kini Beromset Ratusan Juta Meski Sempat Jatuh Bangun

Hasil kerajinan berbahan baku enceng gondok.

Laporan : Iwan Setiawan

GUNUNG KIDUL,harian7.com – Dikawasan Pedukuhan Ngaglik Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul terdapat sebuah usaha kerajinan enceng gondok berkualitas eksport yang dinamai Ridho Craft. Hasil kerajinannya kini digandrungi para pecintanya, sehingga pundi pundi rupiah mengalir hingga Rp 250 juta rupiah setiap bulanya.

Kesuksesan yang diraih saat ini tentunya penuh perjuangan dan sempat jatuh bangun saat merintis.

Sugiyanti atau lebih akrap di panggil Giyanti bersama suaminya Ridho pemilik kerajinan enceng gondok “Ridho Craft”, saat ditemui harian7.com belum lama ini menuturkan, awal merintis usaha ia pernah bangkrut pada saat menggeluti mebel dengan bahan baku rotan pada tahun 1996 di Cirebon. Saat itu kondisi ekonomi sedang tidak baik sehingga membuat dirinya bersama pengrajin lainnya jatuh bangkrut. Setelah banyak pengrajin jatuh bangkrut  kemudian banting stir ke bahan baku enceng gondok.

Baca Juga:  Apa yang Menanti Ethereum di November 2024? Inilah Prediksi Terbaru!

“Usaha yang dirintis 23 tahun yang lalu berhasil memanfaatkan tanaman enceng gondok menjadi aneka kerajinan, seperti keranjang, tas dan aneka perabot lain, usaha yang digeluti kini telah mempunyai 350 karyawan yang tersebar di 5 kecamatan di Kabupaten Gunung Kidul,”ungkapnya.

Dibeberkanya, usaha kerajinan tersebut yang ia tekuni lambat laut mulai menuai hasil. Dahulu pertama kali merintis hanya dikerjakan bebebrapa orang. Namun kini sudah ada sekitar 350 orang dan karyawan rata-rata adalah wanita yang sudah berumah tangga.”Karyawan kami kebanyakan wanita atau ibu-ibu rumah tangga. Karena pekerjaan tersebut bisa dikerjakan disela kesibukanya setelah mengurus rumah tangga. Jadi pekerjaan tersebut bisa jadi sampingan yang cukup untuk tambahan  kebutuhan keluarga dan usaha sampingan di sela bercocok tanam sembari menunggu hasil panen,”bebernya.

Baca Juga:  Indogo.id Meluncurkan Program LenMars untuk Tracking Customer Journey di Bidang Marketing

Menurut Giyanti setiap kerajinan yang dikerjakan membutuhkan ketelatenan dan kesabaran karena akan menentukan hasil atau produk berkualitas tinggi. Di setiap kerajinan memerlukan waktu sekitar 2 sampai 3 jam, itupun tergantung dari perajin sendiri karena ini sistem borongan. Semakin dia cepat atau gesit dalam bekerja semakin banyak pula hasil yang dia dapat .

Baca Juga:  Panduan Langkah Demi Langkah untuk Memulai Bisnis di Bali bagi Ekspatriat

“Walaupun di Gunung Kidul baru ada 2 cabang namun tidak menutup kemungkinan mengembangkan kerajinan enceng gondok di daerah lain karena saya masih kekurangan tenaga perajin, karena produk kami untuk di ekspor ke Australia, Amerika dan daerah Eropa maka kami banyak permintaan barang namun kurang tenaga,” jelasnya.

Saat harian7.com menanyakan apakah kerajinan yang digeluti sudah ada perhatian dari pemerintah atau dinas terkait di kabupaten Gunung Kidul Giyanti dengan tersipu menjawab,”Sebenarnya kami bisa tetapi alangkah lebih baik jika ada bimbingan atau arahan dari dinas atau Pemerintah Gunung Kidul agar kerajinan enceng gondok ini semakin berkembang,” tutupnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!