HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Tingkatkan Kualitas Keluarga, Sekolah Pra Nikah Sangatlah Penting

Istimewa.

Laporan: Bang Nur

SALATIGA,harian7.com – Wali Kota Salatiga Yuliyanto, membuka acara Workshop Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana),  yang di gelar Rumah Dinas Wali Kota, Kamis (20/05/2021).

Dalam sambutanya Yulianto berharap kegiatan workshop mampu meningkatkan program Bangga Kencana di Salatiga. 

“Kegiatan ini strategis untuk pengembangan Bangga Kencana. Bangga kencana adalah progran nasional yang perlu kita dukung.”

“Mohon materi yang disampaikan pemateri disimak dan disikusikan bersama. Semoga melalui diskusi nanti akan membawa semangat baru untuk mendukung program Bangga Kencana,” pinta Yulianto.

Sementara, Dr. Rahmat Hariyadi Ketua FAPSEDU (Forum Antar Umat Beragama Peduli Keluarga Sejahtera dan Kependudukan) Kota Salatiga menyampaikan, untuk membentuk keluarga berencana yang berkulitas, maka sekolah pra nikah sangatlah penting. 

Diinformasikan Rahmat bahwa  pada Bulan Januari 2021, jumlah cerai talak mencapai 42, sedangkan cerai gugat (yang diajukan istri) 97, Februari talak sejumlah 24 sedangkan cerai gugat mencapai 69. 

Baca Juga:  Integritas Idul Fitri: Apel Halal Bihalal Rutan Salatiga Memotivasi Jajaran untuk Pelayanan Lebih Baik

“Artinya angka permintaan perceraian yang diajukan oleh istri mendominasi. Oleh sebab itu saat ini saya bicara tentang ketahanan keluarga. Kasus tersebut sebabnya adalah pabrik lebih menerima pekerja perempuan dari pada laki-laki,”jelasnya.

Sedang yang mengantar anak ke TK dan menunggu hinga anak pulang laki-laki atau bapaknya.”Depan ruamh saya itu TK, jadi saya melihat sendiri. Karena lakinya tidak bekerja, dan istri merasa bekerja maka ini menjadi faktor penyebab perceraian,”terang Rahmat.

Selanjutnya, masih kata Rahmat, yang dimaksud ketahanan keluarga adalah kemampuan keluarga untuk mengelola sumber daya dan masalah yang dihadapi keluarga agar keluarga sejaktera yaitu terpenuhinya kebutuhan seluruh keluarga (Sunarti 2001). 

“Indikator ketahanan dan kata kuncinya adalah,keutuhan dan keakraban (komunikasi: saling memahami, menerima, mengisi, yukur dan sabar), Ketahanan Ekonomi, Ketahanan Fisik, Sosi-psikologis, dan ketahanan sosial budaya,”paparnya.

Baca Juga:  Kasus Koperasi BLN Terus Bergulir: Polres Salatiga Limpahkan ke Polda Jateng, Korban Menyebar di Berbagai Daerah

Kepala  DP3APPKB Heny Mulyani disela workshop menerangkan bahwa peserta workshop adalah mitra Bangga Kencana. Kali ini peserta berjumlah 60 orang terdiri dari anggota Fapsedu Kota Salatiga, PKK Kota (berkenan hadir Ketua PKK Titik Kirnaningsih Yuliyanto), PKK Kecamatan, dan PKK Kelurahan, serta Kader PPKBD Kota Salatiga.

“Pemateri  dalam workshop ini adalah Kepala DP3APPKB, Daru Purnomo Ketua Koalisi Kependudukan Indonesia, dan Dr. Rahmat Hariyadi Ketua FAPSEDU (Forum Antar Umat Beragama Peduli Keluarga Sejahtera dan Kependudukan) Kota Salatiga,” terangnya.

Tampil sebagai pemateri pertama Ketua Koalisi Kependudukan Indonesia Kota Salatiga mengangkat tema Peran “Aktor” dalam mewujudkan Keluarga Berkualitas dan Pertumbuhan Penduduk Seimbang.

“Kalau kita bertanya kepada masyarakat apa itu KB maka jawabannya adalah alat kontrasepsi, itu karena penekanan pemerintah adalah pengendalian penduduk,”kata Daru Purnomo.

Baca Juga:  Meriah! Kirab Budaya Warnai Peringatan HUT ke-504 Kabupaten Semarang, Ribuan Peserta Tumpah Ruah di Ungaran

Diuraikanya, maka sekarang dikembangkan program Bangga Kencana.”Saya tanya mahasiswa, apa anda ingin berkeluarga jawabannya, iya. Pertanyaan selanjutnya berapa jumlah anak yang anda inginkan, jawabannya 2, dan Umur berapa akan bangun keluarga rata-rata perempuan menajwaba pada usi 24-25, sedangkan laki-laki di usia 25-27.”

“Program yang diterapkan orde baru sudah tertanam dalam alam sadar masyarakat, artinya program keluarga berencana sebenarnya sukses. Keinginan masyarakat ingin berkeluarga kecil sudah memasyarakat,” terangnya.

Daru menambahkan, untuk kota Salatiga petanyaan adalah meski pertambahan penduduk alami atau karena kelahiran sedikit tapi pertambahan penduduk non alami atau karena mobilitas cukup tinggi, banyak orang yang pindah dan tinggal di Salatiga.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!