HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Ruwahan Kearifan Lokal Yang Masih Dilestarikan di Kota Semarang

Istimewa.

Laporan: Arie Budi

SEMARANG,harian7.com – Ruwah merupakan Bulan terakhir penanggalan Hijriyah menjelang Bulan Ramadhan, kegiatan ziarah kubur, mendoakan arwah keluarga yang meninggal merupakan agenda rutin tiap tahun.

Tapi untuk 2 tahun ini sangat berbeda, yang biasanya diikuti oleh banyak warga saat ini karena pandemi Covid-19 kegiatan tersebut tidak bisa melibatkan orang banyak.

Baca Juga:  Gerakan Pangan Murah, Ketua PKK Temanggung, Panca Dewi : Kita hadirkan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau untuk masyarakat

Kegiatan Nyadran atau do’a bersama, selain terbatas juga harus menggunakan protokol kesehatan yang ketat, selain bermasker dan menggunakan handzanitazer juga warga dibatasi tidak boleh lebih dari 30 orang, namun tidak mengurangi hikmad dalam berdo’a.

Seperti dilakukan Kegiatan di masjid An-Nur yang beralamat Jalan Sampangan II RT.2 RW.1 Kelurahan Sampangan Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang, di pimpin Ketua Ta’mir masjid, Ustadz M. Arifin S.Ag. Senin(5/4/2021).

Baca Juga:  Jalin Silaturrahim, JSIT Jateng Berkunjung ke Balitbang Agama Semarang

Ketua Ta’mir Masjid, Ustadz M. Arifin S.Ag. saat ditemui awak media mengatakan, ” Masyarakat biasanya membawa makanan aneka ragam dari rumah masing-masing dan kemudian berdo’a bersama dan makan bersama.” Kata Ustadz M. Arifin S.Ag.

Baca Juga:  Kedelai Mahal, Perajin di Getasan Kurangi Ukuran Tahu dan Tempe

” Sehubungan adanya  pandemi covid-19 saat kita ini, setelah berdoa bersama hanya bertukar makanan dan pulang, ” jelasnya.

” Semoga pandemi ini cepat berakhir sehingga tradisi ini dapat berjalan kembali bersama-sama sehingga jama’ah dapat berkumpul melaksanakan trasdisi dengan khidmat dan tidak ada rasa kawatir lagi,”pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!