HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Wagub : ‘Dorong Kemajuan Ponpes Melalui Sistem Pertanian Terpadu’

Editor: Choerul Amar

SEMARANG,harian7.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya mendorong kemandirian pondok pesantren (ponpes) di Jawa Tengah. Salah satunya dengan membekali sistem pertanian terpadu.

“Kita sedang mendorong pondok pesantren untuk mendidik para santri, agar mengembangkan bidang pertanian dalam arti luas, melalui sistem pertanian terpadu, dengan memanfaatkan potensi lingkungan di sekitar pondok pesantren,” kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat membuka kegiatan Pelatihan Santri Madani (Mandiri dalam Bertani) secara virtual, Rabu (3/2/2021).

Baca Juga:  Launching Pelayanan Aduan Polisi Nakal, Ini Kata Kapolda NTB

Pada pelatihan yang diikuti seratus ponpes itu, Gus Yasin, sapaan akrabnya, berharap pesantren mampu berdikari dan berkontribusi pada masyarakat di bidang sosial ekonomi, dengan kekuatan usaha perekonomian yang dikelola secara mandiri.

“Saya punya mimpi pondok pesantren berkontribusi nyata kepada masyarakat, tidak hanya dalam bidang agama dan pendidikan,  tetapi juga bidang sosial ekonomi. Dengan demikian, pondok pesantren berperan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan, sesuai kearifan lokal di sekitar pesantren,” jelasnya.

Baca Juga:  Pabrik Kecap Terbakar Hebat di Surabaya, Api Ngamuk, 14 Mobil Damkar Dikerahkan

Gus Yasin menambahkan, untuk pemasaran produk-produk pertanian pesantren bisa berkerja sama dengan perusahaan di bidang agrobisnis. Sebagai contoh Ever Fresh Indonesia.

Sementara itu, Dimas Owner Ever Fresh Indonesia, saat dihubungi via telepon menyampaikan, pihaknya memutuskan menjadi bagian membangun market untuk menyerap produk yang dihasilkan ponpes.

“Kami menciptakan pasarnya dahulu supaya dapat menyerap produk-produk yang dihasilkan seperti pondok pesantren, UKM, lembaga pemberdayaan masyarakat. Termasuk juga para petani,” tuturnya.

Baca Juga:  Pemkot Depok di Ganjar Banyak Penghargaan Ini Kata Warga Cilodong dan Sukmajaya

Dimas berpendapat, dengan terciptanya pasar tersebut maka kebutuhan pasar bisa terprediksi. Sehingga risiko harga yang anjlok dapat dihindari.

“Ketika kami punya pasar jelas, kami bisa menarik hulunya. Misalnya kami punya pasar kacang panjang 1 kuintal per hari dengan ketentuan kualitas tertentu. Maka petani digerakkan menanam kacang panjang dengan memperbaiki mutu kualitasnya,” jelas Dimas. (Andi/HJ)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

TERKINI

HIBURAN

SPORT

error: Content is protected !!