Maraknya Tindak Asusila di Ponprles, Anggota DPRD Banjarnegara: Jangan Takut Mondok
Dok (Jomblo-santri) |
Laporan: Iwan Setiawan
BANJARNEGARA, harian7.com – Akhir-akhir ini muncul fenomena pelecehan seksual di pondok pesantren di sejumlah wilayah di Indonesia. Namun, tidak semua pesantren terlibat kasus pelecehan seksual.
Para pelakunya adalah gurunya sendiri atau para pengurus pondok pesantren yang seharusnya bisa memberikan contoh yang baik demi kelangsungan para anak didiknya
yang kebetulan menuntut ilmu dan mondok di lembaga pendidikan yang Mereka Pimpin.
Beberapa waktu lalu Kasus Hery Wirawan Pendiri sekaligus pengajar dipondok Madani Boarding School Bandung, telah mencabuli 13 Santriwatinya, dua diantaranya hamil dan 8 lainnya sampai melahirkan dan Aksinya ini ia lakukan sejak tahun 2016.
Rata-rata korbannya santriwati yang masih berumur 16 hingga 17 tahun, Kini Hery Wirawan telah ditangkap dan diancam dengan hukuman berat Kebiri atau hukuman mati.
Selang berapa lama muncul kasus Anak kyai Jombang pengasuh Pondok Pesantren Shiddiqiyyah, Ploso Jombang, Subchi Azal Tsani diduga telah mencabuli dan memperkosa 5 santriwati dengan motif transfer ilmu metafakta.
Kasus ini sebenarnya telah bergulir sejak 2019 silam namun baru tanggal 8/08/2022 Subchi berhasil ditangkap dan kini Proses hukumnya sedang Berjalan.
Seakan saling susul, kini kekerasan sexsual terhadap anak kembali terjadi dan pelakunya adalah sama yakni Julianto Eka Putra pendiri SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) yang berlokasi di daerah Batu Malang Jawa Timur.
Julianto Eka Putra diduga telah melakukan kekerasan seksual terhadap Puluhan Siswi di sekolah yang Ia kelola. Kasus ini sudah bergulir sejak tahun 2009, dan Julianto dI tetapkan menjadi tersangka, namun tidak ditahan dan masih berkeliaran.
Setelah kasus ini viral dalam podcast kanal Youtube Deddy Corbuzier, sang motivator tersebut menjadi pesakitan dan kini berada di balik jeruji besi untuk mempertanggung jawabkan perbuatanya.
Menanggapi maraknya peristiwa pelecehan sexsual terhadap santriwati di sejumlah daerah membuat Djarkasi Anggota DRRD Banjarnegara darI fraksi Golkar angkat bicara dengan memberi himbauan kepada para satriwati untuk tidak takut mondok di pesantren.
“Pondok pesantren mengajarkan pendidikan tentang ilmu-ilmu agama, karena dengan mondok nantinya akan menjadi orang yang beruntung baik dunia maupun di akhirat,” katanya, Selasa (12/07/2022).
Djarkasi anggota DPRD Banjarnegara |
Menurut Djarkasi, dengan adanya pengasuh pondok pesantren yang melakukan pelecehan sexsual terhadap para santriwati, hal itu hanya dilakukan oleh oknum pengasuh pondok pesantren saja.
“Kalaupun ada seorang pengasuh pondok pesantren yang melakukan pelecehan sexsual terhadap para santrinya itu hanya oknum saja, untuk para santri dan satriwati jangan takut untuk mondok,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan