Banjir Di Cilacap Dikarenakan Debit Air Di Sungai Tak Terkendali Lantaran Sedimen, Ini Kata Kabid Sungai & Pantai Dinas PSDA
CILACAP, Harian7.com –
Banjir yang sering terjadi di wilayah Kabupaten Cilacap selain disebabkan
intensitas hujan yang tinggi juga ada beberapa faktor seperti tanggul jebol dan
banyaknya sampah di sungai.
Kepala Bidang Sungai dan
Pantai, Mukhdir, S. ST. MT, saat ditemui, Kamis (17/12/2020) di ruang Kepala
PSDA mengatakan, banjir yang melanda wilayah Cilacap dan sekitarnya disebabkan
adanya tanggul jebol selain hujan berintensitas tinggi. Salah satunya meluapnya
sungai Tipar di wilayah Kroya akibat sedimen yang mengakibatkan pendangkalan,
sehingga debit air tak terkendali sungai tidak mampu lagi menampung.
“Untuk wilayah Bantarsari
dikarenakan beberapa titik tanggul juga mengalami jebol seperti halnya kali
Cimeneng dan Cikawung, sehingga menjadi pemicu musibah banjir,” katanya.
Dia menambahkan, jebolnya
tanggul dipengaruhi faktor usia yang sudah lama. Seperti contoh kali Cimeneng
yang memang adanya tanggul cukup lama karena aliran berdampak kritis setiap
tahun mengalami longsor, sehingga berpotensi mengurangi kekuatan.
“Kami dengan Pihak Balai
Besar selalu koordinasi dengan berbagai upaya dalam mengatasi segala hal
kemungkinan yang terjadi sebagai langkah penanganan,” tandas Muhdir.
Normalisasi atau
pengerukan anakan sungai, menurutnya merupakan program balai besar agar
sungai-sungai kecil nantinya dapat berfungsi untuk menampung air hujan dan ini
juga salah satu upaya dan sudah terkoordinasi pihak BBWS untuk wilayah Timur
Serayu Opak, sedang balai Citanduy wilayah Barat.
“Pasca banjir Balai Besar
Serayu Opak secara darurat telah menurunkan alat berat guna membersihkan
tumpukan sampah yang tersangkut di gorong-gorong dan kolong jembatan,” tegasnya.
Sementara, untuk
penanganan tanggul jebol secara permanen merupakan kewenangan Balai Besar,
sehingga kami dari Dinas PSDA tidak bisa menargetkan kapan waktunya, namun ini
sudah menjadi program untuk dilaksanakan.
“Untuk tindakan darurat
sementara terkait tanggul jebol sudah ditangani. Mudah-mudahan saja untuk
banjir kiriman tidak akan terjadi lagi,” jelas Muhdir.
Sementara, Kepala Dinas
PSDA Kabupaten Cilacap, Saeful Hidayat membenarkan apa yang telah disampaikan
Kabid Sungai dan Pantai. Dia menambahkan, untuk wilayah Timur seperti sungai
Cibakung perlu rehabilitasi. Disamping sedimentasi menjadi faktor tanggul
mengalami kritis. Seperti cros drain Kaliminyak sudah amblas serta jembatan
Kalibangsa yang terlalu rendah.
“Segala upaya guna
penanganan sudah dilakukan. Terkait kegiatan permanen termasuk masalah sungai
menjadi kewenangan Balai Besar, sehingga perlu adanya regulasi berupa
perencanaan,” katanya.
Saeful menambahkan, usulan
sudah kami sampaikan melalui Dirjen Sumber Daya Air. Untuk kewenangan dalam hal
ini PSDA sifatnya hanya melakukan koordinasi dan membuat usulan saja,” jelasnya.
Menurut Saeful, banjir
yang merendam beberapa desa di wilayah Kabupaten Cilacap selain karena
intensitas hujan ekstrim, faktor kesadaran manusia sangat minim. Sampah
mendominasi ketika banjir terjadi, sehingga cros drain atau pintu-pintu air
kerap mengalami hambatan.
“Kami berharap kepada
masyarakat untuk bisa saling menjaga pentingnya kelestarian alam. Sungai
merupakan salah satu sumber kehidupan manusia untuk selalu dijaga bersama.
Jangan dikotori untuk tempat pembuangan sampah, sehingga mengakibatkan
kurangnya fungsi sungai yang sebenarnya,” pungkasnya. (Rus)
Tinggalkan Balasan