HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Tumpah Ruah Masyarakat Ramaikan Pawai Kemeriahan Akhirussanah PP Al-Asyhar Kesongo, Kepala Desa: Pawai Bisa menjadi Benteng Kokoh Melestarikan Kearifan Lokal

Laporan: Hijri Adi Ridwan

UNGARAN | HARIAN7.COM – Kemeriahan pawai setiap yang digelar 2 tahun sekali dalam rangka memeriahkan akhirus Sanah Pondok Pesantren Al-Asyhar Kesongo-ngentaksari, Kecmatan Tuntang, Kabupaten Semarang, digelar secara gempak gempita (18/03/2023) setelah 2 tahun sebelumnya tidak terselenggara karena dalam masa pandemi. 

Masyarakat dengan berbagai kalangan dan perwakilan RT, remaja, orang tua turun dengan antusias bergabung untuk memeriahkan acara ini.

Baca Juga:  Dinilai Manjadi Ancaman Kriminalisasi Dokter dan Nakes, PDGI Salatiga Dengan Tegas Tolak Pasal 426 dan 326 RUU Omnibus Law Kesehatan

Beraneka kreasi ditampilkan mulai dari kreasi kostum (hantu, warok, arakan laki-laki yang berkostum ibu hamil) arakan kereta odong-odong, kesenian reog, drum black, barongsai naga, arakan kuda dan masih banyak kreatif lainnya. Sebagian santri juga ikut bergabung dalam pawai tersebut.

Pawai ini diawali dari halaman pondok berkeliling desa kesongo dan berakhir kembali ke halaman pondok. Tumpah ruah masyarakat memadati pinggiran jalan rute yang dilewati pawai. Tidak sedikit mereka yang mengabadikan moment ini melalui selulernya.

Baca Juga:  Pengamanan Pemilu 2024, KPU - Polda Jateng Jalin Kerjasama

Kepala Desa Kesongo, Priyadi sangat mengapresiasi pawai yang melibatkan segala unsur masyarakat. Sehingga bisa menjadi jalan perekat dan pemersatu segala lini masyarakat.

“Saya sangat mengapresiasi kegiatan pawai ini, yang sudah menjadi tradisi berjalan setiap 2 tahun sekali. Kesempatan tahun sebelumnya tidak bisa terlaksana karena masih dalam masa pandemi.”

Baca Juga:  Dua Rumah di Kalikurmo Ludes Dilalap Api, Kerugian Diperkirakan Mencapai Rp 600 Juta

“Kali ini perlu kita syukuri, seluruh masyarakat menyambut dengan gembira pawai ini. Harapannya kegiatan yang menyatukan Sekmen kerohanian dan budaya ini bisa terus dilestarikan. Karena bisa menjadi benteng kokoh dalam melestarikan budaya dan kearifan lokal,”pungkas Priyadi.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!