HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Bantuan Logistik di Tengah Banjir Bandang Aceh Tamiang, Polisi Udara Tempuh Droping Berisiko

JAKARTA | HARIAN7.COM – Personel Polisi Udara Baharkam Polri menempuh operasi berisiko tinggi untuk mengirimkan bantuan logistik kepada masyarakat terdampak banjir bandang di Aceh Tamiang. Wilayah tersebut menjadi salah satu titik terdampak paling berat, dengan kondisi medan yang menyulitkan akses baik melalui darat maupun udara.

Minimnya lokasi pendaratan helikopter menjadi tantangan utama. Genangan air banjir bandang masih menutupi sebagian besar daratan, mengubah kawasan terbuka menjadi arus air deras yang tak dapat diprediksi.

“Tidak ada tempat aman untuk melakukan droping bantuan. Seluruh area tergenang, lahan kosong berubah menjadi arus deras, dan titik-titik evakuasi tak lagi dapat dijangkau,” ungkap Kadivhumas Polri Irjen Pol Sandi Nugroho, Sabtu (6/12/25).

Baca Juga:  Satlantas Polres Salatiga: Informasi SIM Gratis Seumur Hidup Adalah Hoaks

Menurut Sandi, pengiriman bantuan akhirnya dapat dilakukan meski dengan tingkat risiko yang tinggi. Langkah tersebut diambil sebagai bentuk komitmen Polri memastikan kebutuhan warga terdampak tetap terpenuhi.

Misi kemanusiaan itu dijalankan dengan helikopter yang membawa empat personel: AKBP Dian Didik Arvianto selaku pilot, IPTU Vidya H. Mangundjaya selaku copilot, Aipda Sanioko, dan Bripka Kukuh Wahyu.

Baca Juga:  Tingkatkan Indeks Persepsi Korupsi, KPK dan Polri Berkomitmen Sinergi Dalam Pemberantasan Korupsi

“Dalam kondisi itu, pilot Kepolisian Udara harus mengambil keputusan cepat. Di tengah hembusan angin kencang dan jarak pandang terbatas, ia memilih satu-satunya titik yang memungkinkan—sebuah lokasi sempit yang sebenarnya sangat berisiko, namun menjadi harapan terakhir bagi warga yang menunggu pertolongan,” jelasnya.

Sesaat setelah helikopter berhasil stabil pada ketinggian rendah, warga langsung menghampiri. Bantuan kemudian didroping secara hati-hati agar tidak membahayakan penerima, dan akan terus disalurkan secara bertahap di tengah situasi yang belum stabil.

“Dengan manuver presisi, helikopter ditahan pada ketinggian rendah. Awak udara bersiaga, memastikan paket-paket bantuan jatuh tepat sasaran tanpa membahayakan warga. Keputusan ini bukan tanpa bahaya. Tapi demi saudara-saudara kita yang bertahan di tengah banjir Aceh Tamiang, resiko itu harus diambil. Karena di momen genting seperti ini, keselamatan banyak jiwa jauh lebih penting dari apapun,” ujar Kadivhumas Polri.

Baca Juga:  Gelar Kontes Batu Akik Nusantara, Pemkot Depok Siapkan Hadiah Rp50 Juta

Hingga saat ini, tim gabungan masih berupaya membuka akses bantuan serta mengevakuasi warga yang terisolasi akibat banjir yang disebut sebagai salah satu yang paling parah dalam beberapa tahun terakhir.(Zin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!