HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Melacak Api Perjuangan Diponegoro di Kepatihan Ngawi

Laporan: Budi Santoso

NGAWI | HARIAN7.COM – Dalam upaya merawat ingatan kolektif tentang perjuangan Pangeran Diponegoro, masyarakat Ngawi menggelar Sarasehan dan Gelar Budaya Minggu Kliwonan di kompleks Gedung Kepatihan Ngawi, Minggu (9/10/2025). Acara ini mengusung tema “Ngawi Niteni Geni”melacak api perjuangan yang membakar semangat Perang Jawa dua abad silam.

Kegiatan yang digagas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngawi itu menghadirkan berbagai tokoh budaya dan sejarah. Hadir antara lain Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabul Tunggul Winarno, Akhlas Syamsal Qomar (sejarawan muda dan penulis buku), Gus Irfan Afifi (budayawan sekaligus pendiri Langgar.co), Dr. Tjajono Widijanto M.Pd. (sastrawan), dan Ketua DKKN Kabupaten Ngawi. Ratusan warga turut memadati acara yang digelar di bangunan bersejarah peninggalan masa Mataram itu.

Baca Juga:  Polisi Cilik Binaan Polres Salatiga Raih Juara 3 Tingkat Polda Jateng

Dalam sambutannya, Kabul Tunggul Winarno menegaskan pentingnya Kepatihan Ngawi sebagai situs sejarah yang merekam jejak panjang hubungan dengan Kerajaan Mataram Islam.

“Kepatihan Ngawi memiliki sejarah panjang dan erat kaitannya dengan Kerajaan Mataram Islam, menjadi simbol penting yang menghubungkan Ngawi dengan masa lalu. Bangunan ini dulunya merupakan tempat tinggal sekaligus pusat kegiatan seorang patih, yang memiliki peran vital dalam pemerintahan kerajaan Jawa,” ujarnya.

Baca Juga:  Helm Kenangan yang Hilang, Hati yang Tersentuh: Kisah Anggraini di Balik Aksi Pencurian dan Uluran Tangan Polisi

Ia menambahkan, kegiatan budaya yang digelar setiap Minggu Kliwon ini menjadi agenda rutin untuk menghidupkan nilai sejarah sekaligus memperkuat potensi wisata daerah.

“Untuk memperingati sejarah budaya ini, kami mengadakan kegiatan setiap hari Minggu Kliwonan, dan berbagai seni budaya akan kami tampilkan,” tambahnya.

Salah satu penampilan yang memukau penonton adalah seni Reog Ponorogo dari Paguyuban Semut Ireng Desa Rejuno, Kecamatan Karangjati, pimpinan Warsito. Pertunjukan tersebut menjadi ikon khas daerah sekaligus sarana mempererat silaturahmi antara masyarakat dan pemerintah.

Baca Juga:  Tragedi Banjir Bandang di Simalungun: Polres Bersinergi Evakuasi Pasangan Suami Istri Meninggal 

Selain pertunjukan seni, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan juga mengadakan lomba melukis dan mewarnai bagi anak-anak taman kanak-kanak dan sekolah dasar se-Kabupaten Ngawi, untuk menanamkan nilai budaya sejak dini.

Di akhir acara, Kabul mengungkapkan rencana pemerintah daerah untuk mempercantik kawasan bersejarah itu.

“Kami sudah berkoordinasi dengan PUPR. Pada tahun 2026 nanti akan dilakukan rehabilitasi dan pemugaran pendopo serta gedung Kepatihan. Harapannya, agar lebih praktis dan memiliki daya tarik wisata yang kuat bagi Kabupaten Ngawi,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!