HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

“Ngunduh Wohing Pakarti”, Warga Jambangan Rayakan Ritual Methil Pari

Laporan: Budi Santoso

NGAWI | HARIAN7.COM – Dalam semangat menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, Pemerintah Kabupaten Ngawi melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) menggelar ritual adat Methil Pari (Padi) di Desa Jambangan, Kecamatan Paron, Senin Pon (4/8/2025).

Dengan mengusung tema “Ngunduh Wohing Pakarti”, kegiatan ini menjadi pengingat akan pentingnya gotong royong dan keharmonisan antarpetani sebagai langkah menuju Ngawi menjadi lumbung pangan nasional.

Baca Juga:  BANJARNEGARA BERI PERHATIAN KHUSUS! Kartu Prioritas Disabilitas Diluncurkan, Difabel Kini Lebih Mudah Akses Layanan Publik

Tradisi yang telah mengakar dalam budaya masyarakat Jawa ini dihadiri langsung oleh Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, Kepala DKPP, Camat Paron, para kepala desa, tokoh masyarakat, serta petani dari berbagai penjuru Ngawi. Mereka datang dengan penuh antusias untuk menyaksikan ritual yang digelar setiap musim panen raya sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen padi.

Ritual ini ditandai dengan persembahan 19 tumpeng sebagai simbol dari 19 kecamatan di Kabupaten Ngawi. Tumpeng-tumpeng tersebut merupakan wujud doa dan harapan masyarakat agar hasil panen terus melimpah dan pertanian tetap membawa keberkahan.

Baca Juga:  Pabrik Kayu di Kaliwungu Terbakar, Api Berasal dari Mesin Boiler

Dalam sambutannya, Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono menyampaikan apresiasi terhadap para petani yang telah konsisten menerapkan sistem Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PRLB). Menurutnya, langkah ini mampu menghasilkan produktivitas tinggi dengan hasil pertanian yang rendah residu logam berat.

Baca Juga:  Persiapan Pilkada 2024 di Salatiga, KPU dan Tokoh Agama Gelar Doa Bersama

“Mulailah menggunakan pupuk organik, gunakan pupuk kandang PRLB, dan kurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia,” pesan Mas Ony, sapaan akrabnya.

Ia juga menegaskan bahwa Methil Pari bukan hanya ritual semata, namun menjadi ikon budaya pertanian yang mencerminkan keharmonisan antar sesama makhluk hidup serta nilai-nilai luhur masyarakat. “Tradisi methil padi ini diharapkan dapat terus dilestarikan,” pungkasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!