HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA


Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Prioritas Pemerintah di Sekolah dan Pesantren

JAKARTA | HARIAN7.COM – Pemerintah Kabinet Merah Putih meluncurkan program pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat, terutama bagi siswa di sekolah, madrasah, dan pondok pesantren. Program ini bertujuan meningkatkan kualitas kesehatan peserta didik yang berjumlah lebih dari 65 juta orang di seluruh Indonesia.

Baca Juga:  Kepala Perwakilan TETO Jakarta Ingin Bicarakan Kerja Sama Pariwisata Taiwan-Indonesia dengan Menparekraf

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa pemeriksaan kesehatan gratis akan dimulai pada tahun ajaran baru. “Screening akan dilakukan, dan alatnya akan kami suplai. Medical check-up dilakukan di kantor atau klinik masing-masing,” ujar Budi saat rapat di Kantor Kemenko PMK, Kamis (23/1/2025).

Baca Juga:  Menag Terbitkan Edaran Panduan Ibadah Ramadan dan Idull Fitri, Berikut Penjelasanya

Berbasis Teknologi dan Kolaborasi

Budi menambahkan, program ini memanfaatkan data sistem PeduliLindungi yang berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) serta aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK). Sosialisasi akan melibatkan dokter dari organisasi masyarakat besar seperti NU dan Muhammadiyah untuk mendukung penerapan program di pondok pesantren dan madrasah.

Baca Juga:  Dalam Bulan Ini Penyebaran Covid 19 Meningkat, Menag Terbitkan SE Pembatasan Kegiatan di Rumah Ibadah, Ini Penjelasanya

Pendekatan Keagamaan

Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan apresiasinya terhadap program ini. Ia menekankan pentingnya pendekatan keagamaan dalam menyosialisasikan kesehatan. “Pemahaman yang keliru terhadap ayat atau hadis sering kali memengaruhi perilaku kesehatan masyarakat. Ini tugas penting Kementerian Agama,” ujarnya.

Baca Juga:  Lawan Covid-19, Kemendes PDTT Bentuk Relawan Desa

Sebagai contoh, Menag Nasaruddin menjelaskan kasus keliru seperti pemberian pisang pada bayi baru lahir atau larangan keluar rumah selama 40 hari pasca melahirkan. Ia juga menyoroti penolakan vaksin karena mitos keagamaan. “Penerangan berbasis agama diperlukan untuk mengubah persepsi yang keliru ini,” tegasnya.

Baca Juga:  IPDA Mulyadi: Pengabdian Tanpa Cela, Hadiah Manis Menjelang Purna Tugas

Fokus pada Pesantren

Dengan jumlah 42 ribu pesantren dan lebih dari 22 juta santri di Indonesia, program ini juga difokuskan pada penanganan penyakit yang kerap terjadi di lingkungan pesantren, seperti penyakit kulit, batuk, dan demam.

Baca Juga:  GPK Aliansi Tepi Barat Berharap Kepada Kemenag dan Instansi Terkait Monitoring dan Amankan Pelajar (Santriwan-Santriwati) dari Tindakan Asusila, Yanto Pethuk: Kami tunggu janji Kemenag

“Dengan kerja sama antara pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat, kami yakin program ini dapat meningkatkan kualitas kesehatan dan mencegah penyebaran penyakit,” pungkas Nasaruddin.(Yuanta)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!