HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Empat Hari Pencarian: Balita Terseret Arus di Wiyung Akhirnya Ditemukan

SURABAYA | HARIAN7.COM – Setelah pencarian tanpa henti selama empat hari, Muhammad Riski, balita berusia 3,5 tahun yang dilaporkan hilang akibat terseret arus deras di Kali Makmur dekat SMPN 34 Wiyung, akhirnya ditemukan. Korban ditemukan oleh tim gabungan di tumpukan eceng gondok pada Jumat siang (27/12/2024) sekitar pukul 14.00 WIB.

Peristiwa tragis ini terjadi pada 24 Desember 2024, ketika hujan deras mengguyur wilayah Wiyung. Berdasarkan rekaman CCTV, Muhammad Riski yang tengah bermain bersama tiga temannya terlihat mendekati tepi kali seorang diri. Tanpa disadari, ia tergelincir dan terseret arus deras.

Baca Juga:  Petugas KPPS Meninggal Dunia Saat Bertugas, Pemkot Jakut Sampaikan Belasungkawa

Warga sekitar segera melapor kepada pihak berwenang. Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, BPBD Surabaya, Polsek Wiyung, Koramil Wiyung, serta perangkat Kecamatan Wiyung langsung dikerahkan untuk melakukan pencarian intensif.

Kapolsek Wiyung, Kompol Slamet Agus Santoso, mengungkapkan bahwa pencarian dilakukan dengan metode estafet, menyusuri setiap bagian sungai menggunakan peralatan manual hingga alat berat. “Kami berupaya membersihkan aliran kali dari tumpukan eceng gondok dan sampah yang memperlambat proses pencarian,” jelasnya.

Baca Juga:  Alhamdulillah.. PPIH Siapkan Skema Badal Lontar Jumrah

Tim gabungan juga memanfaatkan drone untuk memantau area yang sulit dijangkau. Meski demikian, derasnya arus dan minimnya jarak pandang di bawah permukaan air menjadi tantangan utama.

Pada hari keempat pencarian, tubuh korban ditemukan tersangkut di tumpukan eceng gondok. Menurut Eko dari BPBD Surabaya, jenazah ditemukan dalam kondisi mengenaskan namun masih dapat diidentifikasi. “Ini proses yang berat karena material sungai yang menumpuk cukup banyak,” katanya.

Baca Juga:  Sebanyak 82 Pelajar dari SMA/SMK/MA Terpilih Menjadi Anggota Paskibraka

Jenazah segera dievakuasi dan dibawa ke RSUD dr. Soetomo untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Orang tua kandung korban, yang saat kejadian berada di Malaysia, langsung kembali ke Surabaya setelah mendapat kabar penemuan. Ibu angkat korban, Bu Intan, tak kuasa menahan tangis saat mendatangi lokasi penemuan. “Ini cobaan berat bagi kami. Kami hanya bisa pasrah,” ujarnya dengan suara bergetar.

Baca Juga:  1000 Hari Wafatnya Mbah Moen, Puluhan Santri Alumni Sarang Gelar Doa Bersama

Camat Wiyung, Budiono, SPd, MM, menyampaikan belasungkawa mendalam dan mengimbau warga untuk lebih waspada di musim penghujan. “Kami akan meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait bahaya bermain di sekitar aliran sungai,” tegasnya.

Pemerintah setempat berjanji untuk meningkatkan keamanan di sekitar kawasan rawan banjir dan aliran sungai. Pembersihan rutin saluran air serta pemasangan rambu peringatan akan segera dilakukan.

Baca Juga:  Calon Wali Kota Salatiga, Robby Hernawan, Prioritaskan Sektor Kesehatan dengan Kartu Sehat untuk Warga Tidak Mampu

Babinsa Koramil Wiyung, Sudarmawan, menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam pengawasan anak-anak. “Kami mengajak warga untuk saling bekerja sama memastikan keselamatan lingkungan sekitar,” ujarnya.

Kejadian ini menjadi peringatan bagi masyarakat akan bahaya yang mengintai di musim hujan. Kesadaran orang tua untuk mengawasi anak-anak, terutama di dekat sungai atau area berisiko tinggi, sangatlah penting. Semoga insiden ini menjadi yang terakhir, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan untuk melalui masa-masa sulit ini. (Ninis/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

TERKINI

HIBURAN

SPORT

error: Content is protected !!