HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Tiga Kepala Sekolah SMA / SMK Di Jateng Terancam Dicopot Terkait SKTM

Semarang, harian7.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ancam bakal mencopot jabatan Kepala Sekolah  SMA/SMK yang diketahui tidak melakukan verifikasi Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) untuk mendaftar sekolah, setelah tiga Kepala Sekolah diperingatkan.

Ganjar menuturkan,  tiga Kepala Sekolah tingkat menengah atas dan kejuruan yang diketahui tidak melakukan verifikasi terhadap SKTM. Ketiga sekolah itu jumlah pendaftar yang menggunakan SKTM mencapai 100%.

Baca Juga:  Koboi Modern, Kisah Aksi Menodong Pistol di Jalanan Kota Berujung Dipenjara

“Saya sudah tegur beberapa kepala sekolah yang tidak melakukan verifikasi. Bahkan saya peringatkan. Mereka kalau tidak mau jadi kepala sekolah, berhenti saja,” ujarnya.

Dikatakan Ganjar,  jabatan mereka bisa juga dicopot, yang mendapat teguran itu Kepala SMAN Mojogedang Karanganyar, Purwadi, Kepala SMAN 1 Blora, Mariya dan Kepala SMKN 1 Purwokerto, Asep Saeful Anwar.

Bahkan, lanjutnya, ketiga kepala sekolah itu berdalih tidak melakukan verifikasi karena tidak ada dasar tertulis dari Dinas Pendidikan setempat.

Baca Juga:  Wartawan Unit Polda Jateng Melepas Lelah PressTour bersama Polda Jateng Ke Tlogo Tuntang

Tidak hanya mencopot, Ganjar juga mengancam akan memidanakan bagi siapa saja yang terlibat jual- beli SKTM dalam Penerimaan Peserta Didik Baru tingkat SMA/SMK.

“Kalau ada yang terlibat jual beli SKTM dalam proses PPDB akan saya pidanakan. Namun saya tidak terburu-buru, akan saya didik dan bina lebih dulu,” tuturnya.

Menurutnya, Dengan banyaknya penyalahgunaan SKTM dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA/SMK negeri di Jawa Tengah, pihaknya telah meminta panitia PPDB dan sekolah untuk segera melakukan verifikasi ulang data calon siswa yang menggunakan SKTM sebelum PPDB tersebut diumumkan.

Baca Juga:  Polres Cilacap Kembali Bagikan Sembako Kepada Masyarakat

“berdasarkan data yang diterima jumlah calon siswa yang sudah dicoret, karena terindikasi menggunakan SKTM “abal-abal” dan tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya mencapai ribuan calon siswa,” pungkasnya. (Ndi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

Berita Lainya

error: Content is protected !!