Kunjungi Desa Ponggok Klaten, Kepala BNN RI: Pemberantasan Narkoba Butuh Pendekatan Kolaboratif
KLATEN, Harian7.com – Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI), Komjen Pol. Dr. Marthinus Hukom, S.I.K., M.Si., melakukan kunjungan kerja ke Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Kamis (7/8/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari studi banding nasional untuk menggali praktik baik dalam pemberdayaan masyarakat desa sebagai strategi pencegahan penyalahgunaan dan peredaran narkoba.
Marthinus Hukom mengatakan, Bahwa pemberantasan narkoba membutuhkan pendekatan kolaboratif lintas sektor. keberhasilan sebuah desa menjadi wilayah bersih dari narkoba berawal dari komitmen internal.
“Komitmen ikatan batin dengan diri dengan Tuhan dan dengan masyarakat adalah fondasi untuk menjadikan sebuah wilayah bersih dari narkoba,” ujarnya.
Menurutnya, Bahwa strategi utama BNN saat ini adalah kolaborasi sekalipun di tengah keterbatasan anggaran. kemampuan Desa Ponggok dalam mengembangkan potensi lokal secara kreatif.
“Kepala desa harus memiliki tiga hal power sebagai pemimpin, konsep dalam mengelola masalah dan kemampuan membangun kepercayaan masyarakat. Ini semua terlihat di Desa Ponggok,” jelasnya.
Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo menyatakan apresiasinya atas dipilihnya Desa Ponggok sebagai lokasi studi banding nasional.
“Desa Ponggok adalah kebanggaan Klaten. Potensinya luar biasa, BUMDes-nya selalu juara dan kami berkomitmen menjadikannya sebagai desa bebas narkoba,” ujarnya.
Bupati Klaten menambahkan, komitmen Pemerintah Kabupaten Klaten sejalan dengan visi BNN untuk mewujudkan kabupaten yang Bersinar (Bersih Dari Narkoba).
“Kami mohon arahan dan pembinaan dari BNN agar seluruh desa di Klaten bisa bergerak bersama. Ini bukan sekadar kunjungan, tapi langkah konkret untuk mengambil tindakan nyata,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala BNN Provinsi Jawa Tengah, Brigjen Pol. Dr. H. Agus Rohmat S.I.K., S.H., M.Hum menuturkan pentingnya mengintegrasikan pendekatan P4GN (Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba) dalam pembangunan desa.
“Kami akan menjadikan Desa Ponggok sebagai model percontohan. Sinergi antara pemerintah desa, masyarakat, dan dunia usaha seperti ini adalah kunci untuk menciptakan ketahanan sosial terhadap narkoba,” ungkapnya.
Menurutnya, Bahwa pendekatan pemberdayaan desa adalah senjata paling efektif dalam menekan peredaran narkoba karena narkotika hari ini bukan lagi isu kota bahkan kampung nelayan, desa petani semua jadi sasaran.
“Desa Ponggok akan dijadikan sebagai laboratorium praktik baik. Sinergi antara pemimpin desa, masyarakat, dan dunia usaha seperti ini adalah teladan. Ini bukan tentang BNN saja, tapi tentang kita semua,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan