HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Salativerse Menyita Perhatian Dunia, Santri SMP Ruq Al Falah Bawa Pulang Emas dari Negeri Jiran

Laporan: Muhamad Nuraeni

SALATIGA | HARIAN7.COM — Raut lelah tak bisa disembunyikan dari wajah Muhammad Bintang Putra Syarifudin, Maulana Althaf Daniswara, Siti Zulfa, dan Fadia Aprilia Nugroho, empat santri SMP Ruq Al Falah Salatiga. Namun di balik mata yang sedikit sembab karena kurang tidur dan tubuh yang digerus perjalanan jauh, terselip binar bahagia. Mereka baru saja kembali dari ajang bergengsi World Young Inventors Exhibition (WYIE) 2025 di Kuala Lumpur, Malaysia, membawa pulang medali emas.

Kompetisi inovasi yang berlangsung dari 27 Mei hingga 2 Juni itu mempertemukan para penemu muda dari berbagai negara. Pada Selasa dini hari, 3 Juni 2025, keempat santri itu tiba kembali di Salatiga. Penyambutan sederhana tapi hangat digelar di pondok pesantren tempat mereka menuntut ilmu. Sebuah bentuk penghormatan atas prestasi yang tak biasa.

Baca Juga:  Gelar Baksos Mandiri , Dengan Uang Jimpitan Ronda, Pamengku Wilayah Sendang Putri Nyatnyono Bagikan Sembako

“Alhamdulillah kami berhasil memenangi ajang World Young Inventors Exhibition (WYIE) 2025 di Kuala Lumpur, Malaysia,” ujar Muhammad Yasin Al Amin, guru pendamping lomba.

Medali emas yang mereka raih diperoleh lewat kategori Edukasi. Inovasi yang mereka tawarkan bukan sekadar aplikasi digital biasa, tapi Salativerse — platform pembelajaran berbasis teknologi Augmented Reality (AR) yang mengenalkan budaya Salatiga.

Menurut guru pendamping lainnya, Nur Aini Dewi Rahmawati, selama kompetisi berlangsung, booth milik SMP Ruq Al Falah menjadi salah satu yang paling ramai dikunjungi. “Mereka penasaran akan inovasi yang diciptakan siswa,” kata Nur Aini.

Salativerse menyuguhkan pengalaman belajar yang imersif. Tak lagi hanya membaca atau menonton, pengguna bisa berinteraksi dengan objek budaya khas Salatiga secara langsung melalui layar gawai. “Bahkan saat presentasi banyak peserta dari negara lain termasuk dewan juri yang ingin tahu lebih banyak apa itu Salativerse,” ujar Yasin yang juga menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah Kurikulum Unggulan.

Baca Juga:  Bagikan Masker Gratis, Front Jihat Islam (FJI) DPD Boyolali Berikan Edukasi dan Sosialisasi Terkait Pandemi Kepada Masyarakat

Muhammad Bintang Putra Syarifudin, salah satu santri, mengaku bangga bisa memberikan yang terbaik bagi sekolah. “Dengan membawa pulang piala semakin menunjukkan jika Salatiga layak diangkat ke ajang internasional. Dengan menggunakan teknologi AR memungkinkan pengguna melihat dan berinteraksi dengan objek-objek budaya,” ucapnya.

Ia menambahkan, pemilihan tema Salatiga bukan tanpa alasan. Baru-baru ini, kota itu dinobatkan sebagai kota paling toleran nomor satu di Indonesia. “Salativerse diharapkan dapat menarik minat generasi muda untuk mengenal dan menghargai budaya Salatiga, serta memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia di tingkat internasional,” lanjutnya.

Baca Juga:  Tuti Nusandari Roosdiono Salurkan Ribuan Paket Sembako Bantuan Dari Puan Maharani Kepada Masyarakat di Dapil 1 Jateng

Menurut Bintang, pendekatan yang dipilih oleh aplikasi tersebut dinilai inovatif dan menyenangkan, khususnya bagi kalangan anak dan remaja. Ini menjadikan Salativerse lebih dari sekadar alat bantu belajar—ia adalah jembatan budaya dengan sentuhan teknologi.

Kepala Sekolah SMP Ruq Al Falah, Gunawan Laksono Aji, menyebut kemenangan ini bukan yang pertama. “Ini kali kedua lomba, tahun sebelumnya kita juga mengikuti dan pulang membawa medali emas,” katanya.

Pandangan redaksi

Langkah-langkah kecil dari pesantren di lereng Gunung Merbabu ini kini bergema hingga panggung dunia. Salativerse bukan cuma soal teknologi, tapi juga tentang keyakinan bahwa santri pun bisa menjadi penemu, pembaharu, dan juru bicara budaya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!