HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Rencana Pemdes Tegalwaton Pindah Kantor Ditolak Warga, Begini Tanggapan Kades

 

Lokasi rencana Pembangunan Kantor Pemdes Tegalwaton

KAB. SEMARANG|HARIAN7.COM – Rencana Pemerintah Desa Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang pindah Kantor Desa ke lokasi SD Negeri 1 Tegalwaton hadapi penolakan sejumlah warga dan wali murid SD Negeri 1 Tegalwaton.

Mereka membubuhkan tanda tangan dalam surat pernyataan yang berisi keberatan dan penolakan atas rencana Pemdes Tegalwaton tersebut. 

Disebutkan dalam surat pernyataan, jika nanti Kantor Pemdes terealisasi pindah: pertama, proses pembelajaran akan terganggu  disaat bersamaan ada kegiatan di Kantor Desa; kedua, masih ada lahan aset desa lain yang bisa dimanfaatkan; dan ketiga, tidak ada gedung SD N 1 Tegalwaton yang tidak terpakai. 

Selanjutnya, surat penolakan wali murid dan warga tersebut dikirimkan ke Bupati Semarang pada, Sabtu (7/9/2024) lalu. 

Koordinator aksi, Budhi Purnoboyo(46) warga Krajan Desa Tegalwaton mengatakan bahwa ia mewakili 62 warga dan 7 ketua RT/RW serta 89 wali murid kelas 1 – 6 prihatin atas program Pemdes. Menurutnya, program pindah Kantor Pemdes bukanlah program yang urgen dan darurat serta skala prioritas yang harus direalisasikan. Selain itu, masih banyak lahan aset desa lain. 

” Lahan yang diatasnya berdiri SD N 1 benar milik aset Pemdes Tegalwaton. Jumlah siswa kelas 1-6, 89 siswa. Kalau memang Pemdes Tegalwaton bersikeras ingin mengembangkan pembangunan Kantor, dibelakang Kantor Desa  ada tanah aset desa -+500 m2. Jangan di lokasi SD lah, kasihan murid murid nanti terganggu kegiatan belajar mengajarnya, ” ucap Purboyo saat ditemui harian7.com di rumahnya, Rabu(18/9/2024) sore. 

Baca Juga:  Pemkot Salatiga Ikuti KIPP Tahun 2023, Sinoeng Berharap Inovasi Ini Dapat Memberikan Kebermanfaatan Pelayanan Publik

” Kami kemarin(17/9) sudah menghadap bapak Bupati Semarang, dan sudah saya sampaikan surat  penolakan warga dan wali murid. Selanjutnya, kami akan melakukan demo aksi penolakan,” jelasnya. 

Senada disampaikan wali murid, 

Sulistyowati alias Kembar (42), Ia bersama wali murid lainnya menolak dengan pertimbangan keberlangsungan kenyamanan kegiatan belajar mengajar. 

“Sekolahan itu kan untuk mencetak generasi  masa depan penerus bangsa Kenapa kok dibongkar. Kok enggak di uri-uri itu kan tidak bertanggung jawab seperti itu. Oleh karena itu, saya sebagai wali murid dan semua wali murid dengan keras menolak rencana pembangunan Kantor Desa, ” ujarnya. 

” Selain itu, pertimbangan kami menolak itu dari dulu kan SD kan memang di sana ya kan Pak.Kalau SD itu kan seharusnya kita majukan bukan malah dibongkar. Kalau Pemerintah Desa  itu kan cuma melayani masyarakat. Melayani masyarakat itu kan bisa  seadanya, ” bebernya. 

Terpisah, Kepala Desa Tegalwaton, Tri Wuryanto menanggapi santai penolakan sejumlah warga tersebut. Dia berpendapat, mereka yang menolak merupakan warga pendukung rival Pilkades. Dan dia merasa senang apabila mereka akan melakukan demo. Dengan begitu dia bisa menjelaskan pertimbangan dan alasan Kantor Desa dipindah. 

” Mereka yang menolak itu bukan pemilih saya. Mereka pendukung rival politik saya dalam Pilkades yang hanya puluhan orang . Yang mendukung hampir 95 %. Kami (Pemdes) sudah melakukan tahapan tahapan regulasi, Musdes dan rapat dengan perwakilan Dinas  Pendidikan dan Kebudayaan, bersurat ke Bupati Semarang juga sudah dilakukan, “terang Tri Wuryanto, Rabu(17/9/2024). 

Baca Juga:  Ungkapkan Rasa Syukur, Warga Desa Tulakan Gelar Sedekah Bumi dan Pagelaran Wayang Kulit

Di Musdes yang dihadiri tokoh masyarakat, agama, pemuda serta BPD menyetujui dan menyepakati program tersebut. Pemdes Tegalwaton tinggal menunggu surat balasan Bupati dan hasil kajian dari Tata Pemerintahan Sekda Kabupaten Semarang. 

” Sebelum program ini dilaksanakan kami sudah melangkah yakni berkoordinasi dengan instansi yang terkait Korwil dan Dinas Pendidikan, dengan Kabupaten(Bupati) bersurat,  kami juga sudah sosialisasi dan menyelenggarakan Musyawarah Desa. Senua regulasi lakukan.Biar proses Kami nanti tidak salah ril, “tegasnya.

Disinggung soal pertimbangan gagasan memindah Kantor Pemdes, Tri Wuryanto   mengkhawatir warganya  yang sering kecelakaan. Karena lokasi Kantor Pemdes berada di pertigaan jalan dan jalan menurun yang sering terjadi kecelakaan. 

” Saya mengkhawatirkan warga yang mengurus administrasi di desa.Karena gerbang keluar masuk rawan kecelakaan jadi faktor keamanannya sudah tidak menjamin itu yang pertama. Kedua ruang Kantor kami sempit kami ini kan bekerja butuh fasilitas untuk tempat yang nyaman baik melayani masyarakat ataupun instansi  di atas kami yang berkunjung dan sebagainya. Kedatangan tiga empat mobil saja sudah penuh. Dibelakang Kantor juga banyak ternak sapi yang polusi baunya megganggu,”urainya dengan gamblang. 

Baca Juga:  Polres Magelang Gandeng Jogoboyo, Amankan G20

“Di lokasi SDN 1  ada lapangannya tiang bendera bagus logonya dan fasilitas yang lain sehingga di situ nanti sebagai pusat kegiatan masyarakat sehingga kalau ada kegiatan mungkin pengajian sholawatan kemudian kegiatan kesenian pentas seni 17 Agustus dari repot-repot membuat panggung sewa dan sebagainya kamisiatif akan siapin lampu akan diambil biar tidak hemat biaya untuk kegiatan ke depan.Terus berkaitan dengan siswa-siswa kami itu enggak mengusir atau menggusur kami hanya membangun kalau Pemerintah desa itu berapa ruangan sih kantor desa kemudian staff.Kami hanya butuh satu dua ruangan kalau sudah terbangun silakan ruang-ruangan yang kosong yang sudah terbangun-bangun dipakai untuk kegiatan siswa. Mungkin untuk pingpong mungkin atau cari dan sebagainya biar kegiatan ekstrakurikuler yang fasilitasnya tidak ada di sekolah sebagian bisa kami sediakan baik tempat ataupun sarpras,” urainya. 

Kades berdalih, pihaknya hanya akan memakai sebagian kecil untuk kegiatan pemerintah Desa. Untuk proses belajar tetap jalan bahkan tempatnya semakin bagus dan luas. Sarananya yang memang di sekolah tidak ada akan didukungnya. 

“Nanti akan kami dirikan pendopo dan adakan alat gamelan yang nantinya bisa dipakai siswa, bisa dipakai masyarakat atau organisasi-organisasi lain.  Disitu memang saya rencanakan sebagai pusat  kegiatan biar hidup gitu loh.Selain itu untuk menarik minat warga agar menyekolahkan anaknya di SDN 1 Tegalwaton,” pungkasnya. (*)

Jurnalis : Shodiq

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

HIBURAN

SPORT

error: Content is protected !!