HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA


Kirab Unduh-Unduh, Tradisi Syukur Jemaat GKJTU Bendosari

Laporan: Muhamad Nuraeni

SALATIGA | HARIAN7.COM – Minggu pagi yang cerah di Bendosari, ratusan warga jemaat Gereja Kristen Jawa Tengah Utara (GKJTU) Bendosari tumpah ruah mengikuti kirab unduh-unduh, sebuah tradisi tahunan penuh makna dan syukur. Dengan membawa hasil pertanian dan berbagai macam makanan, para jemaat mengekspresikan rasa terima kasih mereka atas rezeki yang telah diterima sepanjang tahun.

Seperti yang telah menjadi tradisi, hasil bumi dan makanan yang dibawa para jemaat dikirapkan di lingkungan RW 05 Bendosari. Setelah berkeliling, semua persembahan ini dibawa ke Gereja GKJTU Bendosari untuk dilelang, dan seluruh hasil lelang kemudian dipersembahkan kembali kepada gereja. Kegiatan ini dipimpin oleh Ketua Majelis Gereja, Murdowo Edi, dan didampingi oleh Pendeta Yunia Nawangsih.

“Ini sebagai bentuk mencintai semua agama. Pawai dimulai dari halaman Pura Adya Dharma kemudian melintas masjid An’nur dan menuju gereja GKJTU,” ujar Murdowo Edi, Minggu (23/6/2024). Pernyataan ini menggambarkan semangat toleransi dan kebersamaan yang menjadi dasar kegiatan kirab unduh-unduh.

Kirab ini juga dimeriahkan oleh kreativitas para jemaat. Beberapa dari mereka membuat gunungan dari sayuran, sementara yang lain mengenakan pakaian layaknya karnaval. Tak heran, pawai ini berhasil menghibur warga sekitar yang turut menyaksikan jalannya acara. 

Kehangatan dan keceriaan terlihat jelas di wajah setiap orang yang hadir. Kirab unduh-unduh tidak hanya menjadi ajang syukur tetapi juga menjadi wadah mempererat tali persaudaraan di antara warga Bendosari yang berbeda agama dan latar belakang. Ini adalah bukti nyata bahwa harmoni dan toleransi dapat terwujud dalam kehidupan sehari-hari.

Menghidupkan Tradisi, Merajut Kebersamaan

Melalui kirab unduh-unduh, GKJTU Bendosari berhasil menunjukkan bahwa tradisi lokal bisa menjadi sarana yang efektif untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan. Kegiatan ini tidak hanya memperkaya budaya tetapi juga meneguhkan pentingnya rasa syukur dan kebersamaan dalam masyarakat.

Pendeta Yunia Nawangsih menambahkan, “Kirab unduh-unduh ini adalah bentuk ungkapan syukur kita kepada Tuhan dan sekaligus sebagai wujud kasih kita kepada sesama manusia. Kami berharap tradisi ini terus dilestarikan dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.”

Dengan semangat dan antusiasme yang tinggi, kirab unduh-unduh tahun ini sukses besar. Warga Bendosari tak hanya berbangga akan tradisi mereka, tetapi juga bertekad untuk terus menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan toleransi di masa depan.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!