Kabid Irigasi dan Air Baku Pada Dinas PSDA Kabupaten Cilacap Tanggapi Pekerjaan Yang Progressnya Dinilai Masih Rendah
Pewarta : Rusmono|Kaperwil Jateng
CILACAP, Harian7.com – Menanggapi adanya informasi tentang pekerjaan fisik pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Kabupaten Cilacap yang dinilai progressnya masih rendah, Kepala Bidang (Kabid) Irigasi dan Air Baku, Darwoko, ST, MT menyampaikan bahwa hal tersebut dipengaruhi adanya beberapa kendala lapangan pada awal dimulainya pekerjaan seperti kondisi tanaman padi yang belum panen dan sebagainya.
“Pertama kegiatan disaluran pembuang atau irigasi itu tergantung kepada kondisi pertanaman padi. Ketika SPK kita keluarkan sekitar akhir bulan Juni untuk pekerjaan tender dan akhir Juli untuk pekerjaan pengadaan langsung, di lapangan rata-rata kondisi tanaman padi ada yang masa pertumbuhan dan menjelang panen. Ada yang kurang satu bulan atau dua bulan menjelang panen sehingga ketika rekanan akan masuk ke lokasi jadi terhambat menunggu proses padi untuk panen,” katanya, Selasa, (15/08/2023) di kantornya.
Kemudian, lanjut Darwoko untuk paket-paket yang ada di daerah pegunungan dan di hutan itu, awal pertama pekerjaan yang dikerjakan oleh rekanan bukan pekerjaan fisiknya, tapi persiapan membuat akses jalan ke titik lokasi pekerjaan hingga seminggu atau lebih, dan itu belum bisa dihitung sebagai progres pekerjaan, sehingga memang terlambat diawal-awal kegiatan.
“Terlambat itu maksudnya dibandingan dengan progres pekerjaan di OPD lain. Namun secara progres di tiap paket kegiatan, karena memang kita sudah menyesuaikan kondisi lapangan. Bahwa dari tiga atau empat bulan time schedule yang ada, di bulan pertama itu tidak terlalu tinggi,” tandasnya.
“Dan saat saya yakin sudah lebih cepat (naik) lagi. Hal ini sudah disampaikan kepada pimpinan, kenapa capaian progres kita termasuk rendah. Nanti di bulan kedua dan seterusnya, karena tadi kendalanya seperti pekerjaan persiapan yang tidak masuk progres pekerjaan dan juga menunggu proses sampai tanaman padi petani panen,” ucap Darwoko.
Disamping itu, jelasnya ada kendala lain seperti pada saat kita membangun ada buka tutup air. Jadi petani butuh air untuk mengairi sawah sehingga air harus dialirkan, dan secara otomatis pekerjaan harus berhenti dulu. Satu Minggu air dibuka dan satu Minggu air ditutup. Saat ditutup kita baru bisa bekerja, sehingga progres pekerjaan jadi terhambat.
“Alhamdulillah, sekarang rata-rata petani sudah panen, sehingga pekerjaan dikebut agar selesai sesuai progres,” ungkapnya.
Darwoko menambahkan, bahwa pada Dinas PSDA ada dua jenis kegiatan yaitu untuk beberapa pekerjaan yang nilainya di atas 200 jt, melalui proses tender progresnya rata-rata sudah mencapai 50 persen. Sedangkan beberapa kegiatan yang dibawah Rp 200 juta, progresnya rata-rata sudah mencapai 30 persen.
“Saya sangat yakin hingga batas waktu akhir kontrak, rekanan dapat menyelesaikan 100 persen. Hal itu karena kondisi cuaca saat ini sangat mendukung, sehingga kejar target progress pekerjaan fisik sudah tidak ada kendala di lapangan,” tegasnya.
Sekarang, ungkapnya yang melihat pekerjaan di lapangan banyak sekali baik dari media, LSM maupun masyarakat setempat.
“Saya yakin rekanan dan teman-teman pengawas di lapangan tidak berani main-main, karena jika berani main-main akan kita tegur. Kalau ada informasi dari pengawas eksternal, LSM dan media kita sangat berterimakasih, karena kami bisa mendapat informasi walaupun kami belum sempat ke lapangan. Kami juga rutin turun ke lapangan untuk melakukan monitoring dan evaluasi,” pungkasnya. (*)
Tinggalkan Balasan