HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Meski Harga Naik, Penjual Bunga Tabur di Bandungan Mulai Ramai Jelang Lebaran

Laporan: Muhamad Nuraeni

UNGARAN | HARIAN7.COM – Momentum menjelang lebaran menjadi berkah bagi para penjual bunga tabur di Desa Gintungan, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Tiga hari menjelang lebaran, dagangan bunga tabur mulai banyak dicari warga untuk ziarah makam.

Permintaan bunga salah satunya bunga mawar  mengalami peningkatan drastis. Bahkan, jika di hari biasa panen dua hari sekali, ketika menjelang lebaran panen setiap hari.

Rohmad seorang petani bunga mawar di Desa Gintungan, Rohmad mengungkapkan, menyambut lebaran ia telah mempersiapkan perawatan bunga mawar sejak satu setengah bulan sebelumnya.

Baca Juga:  Rekom Tidak Turun, PSIS vs Persijap Batal Gelar Uji Coba

“Ini satu setengah bulan yang lalu batangnya kita potong. Jadi pas waktu mendekati lebaran seperti ini pas waktunya berbunga dan panen,” terang Rohmad Rabu (19/4/2023).

Diakuinya, meskipun permintaan pasar sangat banyak, stok bunga mawar di Bandungan masih masih melimpah.

“Ya tetap masih banyak walaupun permintaan juga banyak,” jelasnya.

Sekali panen, di lahan sekitar 800 meter persegi milik Rohmad, bisa menghasilkan empat sampai enam tenggok atau keranjang (ukuran 1-3 kilogram) bunga mawar.

Baca Juga:  Pilpres Telah Usai, Jokowi Ajak Masyarakat Saling Berangkulan Kembali dan Rukun

“Ini tenggokan sekali panen lima tenggok tapi ya tidak mesti,” bebernya.

Mendekati lebaran ini, lanjut Rohmad, harga bunga marah baik putih atau merah naik drastis. Jika hari biasa harganya mulai dari Rp 15.000 sampai Rp 40.000 per tenggok, saat ini sudah naik menjadi Rp 150.000 per tenggok.

“Harga sekarang Rp 150 ribu. Besok Kamis, Jumat dan seterusnya bisa naik menjadi Rp 350 ribu. Bulan ruwah kemarin sampai Rp 400 ribu per tenggok,” terang Rohmad.

Baca Juga:  USU dan Telkom Indonesia Wujudkan Transformasi Digital Melalui Proyek One Data

Momen mendekati lebaran ini, dalam sehari Rohmad bisa mendapatkan hasil dari panen bunga mawar di kebun miliknya sebesar Rp 1,5 juta.

Sementara itu, salah seorang pembeli bunga mawar, Supiah mengaku, tetap membeli meskipun harga melambung tinggi. Dirinya biasa membeli di sub terminal Bandungan untuk dijual kembali.

“Saya beli untuk dijual kembali. Kalau dari sini kan langsung dari petani. Kalau harganya mahal ya memang momennya untuk petani bunga mawar ini,” terang wanita asal Ambarawa ini.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!