Tragis! Seorang Santri Ponpes di Sragen Tewas Diduga Dianiaya Senior
![]() |
Ilustrasi. |
Laporan: Budi Santoso
SOLO,harian7.com – Tragis, DWW warga Desa Katikan, Kedunggalar, Ngawi, seorang santri Pondok Pesantren (Ponpes) di Sragen, meninggal dunia diduga usai dianiaya seniornya.
Dwi Wito Waluyo orang tua korban mengatakan, ia menemukan sejumlah bekas lebam di wajah anak semata wayangnya itu. Ia mengirim anaknya untuk menimba ilmu di ponpes dengan harapan bisa jadi bekal bagi DWW. Namun harapan itu seketika kandas setelah pihak ponpes tiba-tiba datang ke rumah mengabarkan bahwa anaknya telah meninggal.
“Awalnya Sabtu kemarin pimpinan datang ke rumah memberi kabar (anak meninggal) dan tanya si ananda punya bawaan penyakit apa,” kata Dwi kepada wartawan, Selasa (22/11/2022).
Dwi mengaku pihak keluarga sangat terpukul atas meninggalnya anak satu-satunya itu. DWW sudah semester akhir karena sudah tiga tahun menimba ilmu. DWW dikenal sosok yang baik dan suka menolong temannya.
“Saya ketemu terakhir Jumat sehari sebelum kejadian. Anak masih ceria tidak ada apa-apa ketemu sendiri dengan teman-teman, biasa ngobrol kabar kasih makanan. Anaknya itu suka nolong orang,”ungkap Dwi.
Dwi menjelaskan saat dirinya melihat jenazah anaknya di Pondok Modern tersebut kondisinya ada luka lebam dan memerah.
“Saya lihat hanya merah-merah wajah lebam gosong,” ungkapnya.
Kami minta meminta polisi mengusut kasus ini. Pihaknya menduga anaknya meninggal diduga dianiaya seniornya. Bahkan dari pengakuan rekan korban, ia tidak boleh menolong saat anaknya jatuh saat dipukul.
“Harapan saya diusut siapa yang bertanggung jawab. Saat jatuh temannya tidak boleh menolong,” terang Dwi.
Diberitakan sebelumnya dikabarkan seorang santri salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Sragen meninggal dunia diduga akibat mendapatkan perlakuan keras dari seniornya.
Kasi Humas Polres Sragen Iptu Ari Pujianto membenarkan kejadian itu. Ia menjelaskan kejadian itu terjadi pada Sabtu (19/11) malam. Sementara santri yang tewas berinisial DWW (14) asal Ngawi, Jawa Timur
“Sementara kita proses di Polres Sragen, tentunya baru proses penyelidikan. Tapi yang pasti, sudah kami tindaklanjuti,” kata Ari saat dihubungi wartawan Selasa (22/11).
Iptu Ari menjelaskan, sebelum korban tewas, dia sempat mendapatkan pembinaan yang keras dari seniornya. Bahkan, korban sempat dipukul.
“Itu tindakan senior ke juniornya, tidak ada unsur dendam. Istilahnya, kayak tradisi indisipliner dari senior kepada junior,” ucap Iptu Ari.(*)
Tinggalkan Balasan