HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Memahami Pancasila Harus Dengan Rasa

Ketiga narasumber saat menghadiri seminar nasional kebangsaan secara virtual zoom meeting yang diadakan oleh Organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia Jawa Tengah. Foto (Andi Saputra/harian7.com). 

SEMARANG – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia (OPCT) Jawa Tengah (Jateng) mengadakan seminar nasional kebangsaan yang merupakan acara dalam memperingati hari kesaktian pancasila yang dilakukan secara virtual, di Joglo Prambanan, Jln Prambanan I Kav 202, Kalipancur Semarang, Jumat (8/10) malam. 

Acara seminar tersebut dihadiri tiga narasumber yaitu Analis Kebijakan Biro Dealpers SSDM Polri Kombes Pol Langgeng Purnomo, Dir Perencanaan dan Kerjasama dan Pendidikan BPIP RI Sadono Sri Harjo, Dr. Soenarto Senat Universitas Bung Karno dan diikuti sejumlah ratusan orang peserta melalui zoom meeting. 

Analis Kebijakan Biro Dealpers SSDM Polri Kombes Pol Langgeng Purnomo mengatakan Bahwa memahami pancasila ini supaya bisa dalam taraf aktualisasi harus dengan rasa dan jangan hanya berdasarkan pengetahuan saja pengetahuan tersebut hanya tiga puluh persen dan yang tujuh puluh persen yaitu dengan rasa supaya bisa memunculkan menguatkan efektif. 

Baca Juga:  Kapolda Jateng Cek Posko PPKM Mikro di Surakarta

“Apa yang dilakukan kita oleh orang Indonesia ini adalah wujud dari kebaikan aktualisasi nilai – nilai dari pancasila,” ujarnya. 

Menurutnya, Ada lima tahapan level dari wujud yang distandarkan menjadi konsep sebuah kajian bersama supaya bisa menjadi standart tentang perilaku  

“Level satu yaitu baru yakin, percaya, konsepsus tentang pancasila, level kedua sudah mengarah ke aktualisasi yaitu melakukan dengan nilai – nilai Pancasila, level tiga yaitu mengajak, namun kalau sampai melakukan pelanggaran itu menjadi level nol sehingga membiasakan berbuat kebaikan sesuai karakter bangsa sampai kelevel empat yaitu rool model, menjadi panutan sehingga selanjutnya menuju kelevel lima berdampak positif sesuai status sosialnya,” jelasnya. 

Dia menambahkan, Dengan status itu semua nantinya akan berdampak positif dan inilah yang perlu dibangun menjadi budaya dari sabang sampai merauke bisa menjadi standart nasional dan inilah yang dimaksud kopetensi sosial dan kultural perekat kebangsaan sebagai wujud untuk menjadikan sumber daya alam yang wujud, berhati Indonesia dan berjiwa Pancasila. 

Baca Juga:  Sempat Memanas, Persoalan di Desa Bantal Akhirnya Selesai, Dispermades: Hendaknya Saling Berangkulan, Jangan Sampai Terjadi Gejolak Lagi

“Ini semua untuk bisa menghadapi yaitu Indonesia emas di tahun 2045 dan harus disiapkan dari sekarang ini merupakan sebuah ide gagasan untuk menjadi kajian,” ucapnya. 

Sementara itu, Dir Perencanaan dan Kerjasama dan Pendidikan BPIP RI Sadono Sri Harjo menuturkan Ideologi pancasila yang merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara terencana, sistematis dan berkelanjutan untuk menanamkan, mempertahankan nilai – nilai pancasila yang dapat diterapkan dikehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. 

“Ini semua tentu saja diperlukan upaya strategis yang memerlukan gotong royong dari seluruh komponen bangsa. secara historis kita sama – sama memperhatikan bagaimana pembinaan ideologi pancasila ini dari massa ke massa, terutama dipasca reformasi di tahun 1998 diskursus pembicaraan pancasila diruang publik seakan – akan bisa diberhentikan,” ujarnya. 

Baca Juga:  Dua Pejabat Baru Polrestabes Semarang Resmi Dilantik

Tentu saja, lanjutnya, ini bisa membawa dampak yang luar biasa dimana pada saat ini anak – anak kita dan generasi kita seakan ada massa periode yang hilang terkait dengan jatidiri nilai luhur Pancasila. 

“Sehingga tidak ada kata terlambat selain kita bersama seluruh komponen Bangsa untuk menegakkan dan menerapkan kembali pembangunan jatidiri bangsa ini melalui pendidikan baik formal, informal dan nonformal,” tuturnya. 

Dia menuturkan, Dalam kontek pendidikan formal maka akan kembali diberlakukan ajang wajib Pancasila melalui jenjang paud sampai pendidikan di perguruan tinggi. 

“Demikian juga untuk pendidikan informal dalam kontek keluarga maupun nonformal dalam komponen masyarakat laennya akan terus dikampanyekan untuk pembinaan ideologi pancasila sehingga pancasila menjadi satu – satunya dasar yang menuntun Bangsa Indonesia sebagai leadstar dan dinamis untuk menjadi cita – cita yang diinginkan berbangsa dan bernegara,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!