HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Kelompok Tani Porang Dusun Gentan, Hasilkan Ratusan Ton Porang Dalam Satu Musim Panen

 

Buah Porang hasil panen Kelompok Tani Porang Dusun Gentan , Desa Truko , Kec. Bringin , Kab. Semarang.


Laporan : M Ariyanto

Editor : Shodiq


 UNGARAN, harian 7.com – Dimasa Pandemi Covid-19 saat ini, tak menyurutkan animo masyarakat di pedesaan untuk terus meningkatkan budidaya tanaman porang. Karena hasil tanaman tersebut sangat membantu perekonomian masyarakat desa.

Sebagaimana dilakukan oleh Kelompok Petani Porang  di Dusun Gentan, Desa Truko, Kecamatan Bringin. Komunitas ini merupakan salah satu Kelompok Tani yang sangat getol  menggalakkan budidaya porang.

Baca Juga:  Menghadapi Ketidakpastian Ekonomi Global, CLAV Digital Mengkampanyekan Gaya Hidup YONO

Salah satu pengurus Kelompok Tani Porang   Mustofa (34), saat ditemui harian7.com di rumahnya Dusun Gentan ,Desa Truko ,Kecamatan Bringin , Kabupaten Semarang, Kamis (22/7/2021) sore mengatakan, bahwa dalam sekali panen raya Kelompok Tani ini bisa menghasilkan ratusan ton porang. 

” Anggota kami kurang lebih 200 orang, Setiap anggota bisa mencapai 1-2 ton setiap panen. Siap kirim untuk produksi, dengan harga Rp.7.500.000 – Rp.8.500.000 . Untuk meningkat pengetahuan dalam budidaya porang, kami rutin melaksanakan pertemuan kelompok sebulan sekali. Dan setiap kali rapat ada penyuluh – penyuluh dari berbagai dinas atau pengusaha yang mendorong untuk bisa menghasilkan panen yang maksimal sehingga bisa memajukan & mensejahterakan anggota ,” tuturnya.

Baca Juga:  Dilaunching, Ais Bangga Resto Dan Cafe Rujukan Tempat Nongkrong Favorit dan Manjakan Lidah Bernuansa Romantis di Purbalingga

Hal senada disampaikan Sulaiman(50) salah satu anggota Kelompok Tani , Bahwa  dengan  antusias petani dalam membudidayakan porang banyak pengusaha dari luar daerah yang berminat melakukan pendampingan. 

Baca Juga:  Buntut Laporan Dugaan Kasus Anggaran Dana Bos dan Pengadaan Laptop, Sejumlah Kepala Sekolah Dipanggil Kejaksaan

” Banyak pengusaha luar daerah yang datang  menawarkan bibit dan pupuk kepada petani, dengan catatan setiap panen harus menjual kepada pengusaha tersebut. Akan tetapi kebanyakan Anggota kelompok tidak ingin terikat dan akan menjual hasil panen kepada pengusaha yang berani membeli dengan harga tertinggi,” ucapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!