HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA


Velga Meninggal Setelah Keracunan Roti Kadaluwarsa


NGANJUK, Harian7.com
– Bagi
orang tua yang mempunyai anak-anak agar berhati-hati jika anaknya membeli
makanan. Perhatikan lihat jajanan anak tersebut masih bagus atau sudah
kadaluwarsa. Seperti yang terjadi pada Velga Febra Mahardika (11) siswa kelas
VI SD Negeri Kebon Agung 4 ini meninggal dunia setelah keracunan jajanan roti
yang sudah kadaluwarsa.

 

Peristiwa berawal ketika
anak nomor dua dari pasangan suami istri Rendy Yuyun Saputra dan Sulis warga Dusun
Tosari, Desa Kebon Agung, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk ini pada Selasa,
(17/11/2020) sekitar pukul 15.00 WIB akan berangkat mengaji. Kemudian dia
meminta bekal roti kepada orang tuanya.

 

Kakek korban, Burhan
(60) menuturkan, korban (Velga) meminta bekal roti saat akan berangkat mengaji,
kemudian dibelikan dua bungkus roti oleh orang tuanya. Setelah mendapat bekal
roti, korban berangkat mengaji, dan satu bungkus roti telah dihabiskan oleh
korban.

Baca Juga:  Kecelakaan di Sruwen, Pengendara Motor Tewas

 

“Setelah memakan satu bungkus
roti itu, korban mulai merasakan mual, dan  menjelang malam sekitar pukul 18.00 WIB korban
juga muntah-muntah,” katanya, Rabu (18/11/2020).

 

Muryani (53) kerabat
Velga menjelaskan bahwa, Velga merupakan sesosok anak yang dikenal baik dan
rajin beribadah. Melihat kondisi Velga yang kesakitan, keluarga pun mulai
curiga jika roti yang dikonsumsi sore hari sudah kadaluwarsa, apalagi Velga
tidak mengkonsumsi makanan lain hingga malam hari.

 

“Ternyata benar roti
yang dimakan Velga sudah kedaluwarsa,” jelas Muryani sembari menunjukkan  roti yang kadaluwarsa sejak Oktober 2020.

 

Hingga Rabu (18/11/20)
pagi, kondisi Velga tak kunjung membaik, selain muntah, mulut Velga pun mulai
mengeluarkan busa, Muryani dan Rendi ayah Velga lantas membawa anaknya ke Rumah
Sakit Islam (RSI) Aisyiyah Nganjuk untuk mendapatkan pertolongan.

Baca Juga:  Rayakan Kelulusan, Ratusan Siswa SMA Kristen 1 Salatiga Bagikan Takjil Gratis Kepada Masyarakat

 

“Saat dibawa ke RSI Aisyiyah
Nganjuk, Velga masih dalam kondisi sadar,” ujarnya..

 

Velga masuk IGD sekitar
pukul 09.00 WIB, menurut Muryani dan langsung menjalani perawatan di ruang Instalasi
Gawat Darurat (IGD). Selang 90 menit kemudian atau sekitar pukul 10.30 Velga dinyatakan
meninggal dunia.

 

“Jenazah langsung dibawa
ke rumah duka desa Kebon Agung untuk dimakamkan dengan layak,” jelas Muryani
dengan wajah bersedih.

 

Dia menambahkan, sekitar
pukul 13.00 WIB jenazah mulai dimandikan dan disholati. Setelah melalui
serangkaian prosesi sebelum dikuburkan dan jenazah dibawa ke makam sekitar
pukul 14.50 wib. Selanjutnya, prosesi pemakaman selesai pukul 15.20 wib.

 

Puluhan orang tua dan anak-anak
yang tak lain teman sekolah dan mengaji Velga memadati rumah duka, Mereka juga
mengantar kepergian teman mereka ke tempat pemakaman umum (TPU) untuk yang
terakhir kali. 

 Hingga proses pemakaman
selesai, sejumlah pelayat masih berdatangan di rumah yang bagian depannya
merupakan salon tersebut.

Baca Juga:  Keren.... Warga Binaan Rutan Salatiga Buat Pohon Natal Dari Barang Bekas, Yuliadi: Ini wujud kebersamaan kita

 

“Mohon doanya untuk
keluarga semoga diberi ketabahan dan Velga bisa masuk Surganya Allah”
ungkap Muryani yang kemarin memakai kemeja biru itu.

 

Terpisah, Humas RSI Aisyiyah
Nganjuk, Pitayatun saat dihubungi awak media membenarkan tentang perawatan
Velga di IGD akibat keracunan makanan.

 

“Tidak sempat
dibawa keruangan perawatan sudah tidak tertolong (meninggal),” ungkap
Pitayatun sembari menyebut untuk detailnya ditangani IGD langsung.

 

Rendy orang tua Velga
pun sudah ikhlas dan tidak mempermasalahkan daripada ribet.

 

“Kami sudah  ikhlas
dan tidak mempermaslahkan kematian anak kami,” pungkas ayah dan ibu Velga
kepada awak media saat di temui kemarin di rumah duka. (Indra)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!