HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Warga Kadirejo Sukses Petik Rezeki, Budidaya Melon Premium di Lahan Samping Kandang

Laporan: Muhamad Nuraeni

UNGARAN | HARIAN7.COM – Di tengah kemajuan teknologi pertanian, inovasi dalam pemanfaatan lahan kini membawa perubahan signifikan. Samsudin, seorang warga Kadirejo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, membuktikan bahwa lahan kecil pun dapat menjadi tambang emas hijau.

Dengan lahan seluas 180 meter persegi di samping kandang sapinya, Samsudin berhasil mengubah lahan tersebut menjadi sumber pendapatan yang menggiurkan melalui budidaya melon premium dengan sistem hidroponik.

Sekali panen, Samsudin mampu menghasilkan sekitar 7 kuintal melon premium, meraup omzet hingga belasan juta rupiah. Awalnya, ia terinspirasi dari teman-teman komunitasnya yang telah lebih dulu terjun di bisnis pertanian melon.

“Saya mulai tertarik setelah mendengar cerita sukses teman-teman di komunitas petani melon, cabai, dan bunga. Akhirnya, awal tahun 2024 saya putuskan membangun greenhouse ini,” ujar Samsudin.

Mengatasi Tantangan Cuaca dengan Hidroponik

Berada di wilayah sawah tadah hujan, Samsudin memilih sistem hidroponik untuk memastikan produksi melonnya tidak tergantung pada musim. “Hidroponik memungkinkan kita untuk menanam kapan saja, tanpa terpengaruh hujan. Kebetulan, kami juga punya sumur sendiri untuk pengairan,” jelasnya.

Keunggulan lain dari sistem ini adalah efisiensi dan kemudahan perawatan. Berbeda dengan metode konvensional yang membutuhkan perlakuan khusus seperti insektisida, hidroponik lebih aman dari serangan hama dan penyakit karena kondisi yang steril dalam greenhouse. Samsudin mengakui, meski perawatan sistem ini cukup sederhana, ia tetap perlu memantau pH air dan kandungan nutrisi secara berkala.

“Tantangan utamanya adalah jika listrik mati, tanaman bisa terancam. Jadi, saya siapkan genset sebagai cadangan,” tambahnya.

Menjual Melon Lewat Wisata Petik Sendiri

Salah satu strategi pemasaran yang menarik dari Samsudin adalah dengan menawarkan pengalaman wisata petik melon. Dengan harga yang lebih terjangkau, Rp 25.000 per kilogram, pengunjung dapat memilih dan memetik melon langsung dari kebun.

“Pemasaran sejauh ini tidak sulit. Saya hanya mempromosikannya lewat grup WhatsApp, dan kebun saya selalu ramai. Bahkan, dalam dua jam saja biasanya melon sudah habis terjual,” ungkapnya.

Melihat potensi yang besar, Samsudin berencana memperluas greenhouse miliknya dan mengajak petani lain untuk mengikuti jejaknya. Ia optimistis budidaya melon premium akan terus berkembang, memberikan nilai ekonomi yang tinggi bagi petani di wilayahnya.

Masa Depan Cerah Budidaya Melon

Samsudin menanam tiga varietas melon, yaitu Golden Kinanti, Golden Kirani, dan Adinda, dengan setiap pohon dibatasi hanya menghasilkan satu buah untuk mendapatkan kualitas terbaik. Buah-buah tersebut memiliki berat antara 1,3 hingga 2 kilogram per melon, dengan rasa dan kualitas premium yang tinggi.

Dengan sistem hidroponik yang lebih hemat biaya dan potensi keuntungan besar dari pemasaran langsung melalui wisata petik melon, budidaya melon di Kadirejo diproyeksikan akan terus berkembang. Samsudin berharap usahanya dapat menjadi inspirasi bagi petani lainnya, serta membawa manfaat ekonomi lebih luas bagi masyarakat sekitar.

Dengan keberhasilan Samsudin ini, siapa sangka bahwa lahan kecil di samping kandang bisa menjadi ladang emas hijau berkat teknologi dan ketekunan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!