Pasca Kenaikan Harga BBM, Sejumlah Harga Komoditas Pangan di Kabupaten Semarang Merangkak Naik
![]() |
Salah satu pedagang sembako. |
Laporan: Bang Nur
UNGARAN,harian7.com – Pasca harga bahan bakar minyak (BBM) naik, harga sejumlah komoditas pangan di Kabupaten Semarang juga mulai merangkak naik. Namun juga ada yang juga yang turun harga.
Pantauan harian7.com, di Pasar Kembangsari Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, sejumlah bahan pokok mengalami kenaikan dan penurunan harga.
“Banyak bahan kebutuhan pokok mengalami kenaikan harga sejak naiknya harga BBM,”kata Warti salah satu pedagang sembako.
Dijelaskan Warti, saat ini harga beras jenis RD, untuk harga satu karung beras dengan berat 25 kilogram mencapai Rp 270 ribu per karung. Harga sebelum hanya Rp 250 ribu per karung.
“Beras ukuran 5 kilogram juga naik, sebelumnya Rp 50 ribu per 5 kilogram sekarang mencapai Rp 56 ribu per 5 kilogram,” kata Warti kepada harian7.com, Senin (26/9/2022).
Warti mengaku tepung terigu kini mengalami kenaikan harga per kilogramnya.
Harga tepung terigu sebelumnya hanya Rp 9 ribu per kilogram, kini mencapai Rp 11 ribu per kilogram.
Selain beras dan tepung terigu, ada bahan kebutuhan pokok yang mengalami penurunan harga seperti halnya telur ayam yang semula mencapai Rp 30 ribu per kilogram.
“Sekarang harga telur ayam turun sampai Rp 25 ribu per kilogram,” jelasnya.
Naiknya harga BBM tidak berimbas pada gula pasir dan minyak goreng.
Harga gula pasir saat ini masih stabil di angka Rp 13 ribu per kilogram.
Untuk minyak goreng subsidi juga stabil, harga per liternya Rp 14 ribu.
“Untuk minyak goreng sovia dan sunco harganya di angka Rp 17.500 sampai Rp 22.000 per liternya,” ungkapnya.
Warti menambahkan dengan naiknya harga BBM dan bahan kebutuhan pokok sangat berdampak baginya.
“Sejak harganya naik semua yang beli jadi sepi, para tengkulak juga tidak ada yang datang buat beli,” paparnya.
Dirinya berharap agar harga kebutuhan pokok dan BBM seperti dulu lagi.
“Dengan naiknya harga tersebut sangat menyulitkan kami para pedagang dan pembeli karena harganya sangat tinggi,” katanya.
Sementara itu, pembeli, Mamik menjelaskan bahwa dengan naiknya harga-harga bahan kebutuhan pokok membuat pengeluarannya bertambah dan tidak mengurangi pembelian.
“Kalau saya sebagai ibu rumah tangga saat beli bahan kebutuhan tidak saya kurangi, kalau di kurangi pembeliannya nanti rasa makanannya juga kurang sedap,” kata Mamik.(*)
Tinggalkan Balasan