HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Pikatan Rayakan Satu Tahun: Kirab, Sarasehan, dan Jamasan Keris Kyai Gombel dalam Nuansa Sakral Budaya

Penulis: Wahono

TEMANGGUNG |  HARIAN7.COM – Dalam denyut tradisi yang terus dijaga, komunitas Pikatan (Pametri Keris Anak Nusantara) memperingati satu tahun perjalanan mereka dengan menggelar kirab budaya, sarasehan, serta ritual jamasan keris peninggalan Kyai Gombel, Minggu (30/11/2025) di Desa Bawang Barang, Kecamatan Jumo, Temanggung. Perayaan yang bertema “Mengembalikan Keris sebagai Wesi Aji” ini menjadi momentum penting untuk meneguhkan kembali nilai keris sebagai warisan spiritual dan sejarah.

Kyai Gombel dipercaya sebagai leluhur masyarakat Bawang Barang, berasal dari Pajang, dan pusaka keris peninggalannya dirawat turun-temurun sebagai simbol kehormatan sekaligus jati diri adat setempat.

Acara turut dihadiri anggota DPRD Tunggul Purnomo, perwakilan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Ketua KONI Temanggung, sesepuh budaya, kepala desa, tokoh masyarakat, hingga anggota Pikatan dari berbagai wilayah. Suasana berlangsung hangat dan khidmat, diiringi semangat pelestarian budaya.

Baca Juga:  Wajib Pakai Baju Adat, Harpi Melati Temanggung Gelar Halal Bihalal Sekaligus Rayakan Kartinian!

Kirab Menuju Petilasan

Rangkaian kegiatan diawali dengan kirab menuju pemakaman desa yang diyakini sebagai petilasan Kyai Gombel. Peserta mengenakan busana adat lengkap, berjalan beriring mengawal pusaka menuju tempat penjamasan. Puncak acara berlangsung ketika ritual jamasan dilaksanakan: keris disiram menggunakan air dari tujuh mata air dan bunga kering diganti dengan susunan bunga baru. Doa bersama mengiringi prosesi sakral itu.

Usai ritual, peserta kembali ke sekretariat Pikatan untuk menggelar sarasehan dan potong tumpeng sebagai ungkapan syukur.

Dalam sambutannya, Tunggul Purnomo menegaskan pentingnya menjunjung nilai sejarah keris sebagai identitas perjuangan dan budaya Jawa.

Baca Juga:  Blokir Jalan Pantura Saat Sidang Hak Angket, Dua Warga Margorejo Ditangkap Polisi

“Keris ini merupakan senjata bagi para leluhur dalam menghadapi musuhnya dan sekarang harus dilestarikan, harus tetap dirawat oleh generasi muda mengingat keris merupakan warisan dari orang tua dan budaya asli suku Jawa dan berharap bahwa keris akan selalu ada sampai kapanpun tidak tergerus oleh modernisasi,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan selamat atas satu tahun Pikatan serta harapan agar komunitas ini menjadi wadah pemersatu budayawan dan ruang edukasi generasi muda.

Nguri-uri Budaya

Ketua Pikatan, Hariyadi atau Ki Ageng Bawang, menjelaskan bahwa keris Kyai Gombel memiliki sejarah panjang perjuangan.

“Menurut penelitian yang kami lakukan, keris ini milik Kyai Gombel yang berasal dari pajang dan dulu turut berperan dalam perjuangan Pangeran Diponegoro pada jamannya. Kami dari Pikatan berusaha nguri- uri budaya dengan tetap merawat peninggalan sejarah dan budaya,” ujarnya.

Baca Juga:  Pengacara Razman Arif Nasution Bongkar Dugaan Penelantaran Anak Nikita Mirzani: Saksi dari Inggris Siap Berbicara

Ia menambahkan, ritual kirab dan jamasan ini merupakan kegiatan perdana dalam rangka ulang tahun pertama Pikatan. Prosesi berjalan sakral dan penuh penghormatan terhadap leluhur.

Menutup sarasehan, Hariyadi menegaskan pelestarian budaya tidak berhubungan dengan praktik kesyirikan, melainkan wujud penghormatan sejarah.

“Acara seperti ini bukan merupakan hal musrik karena kami tidak menyembah keris tersebut dan tidak menjadikan keris sebagai tujuan kepercayaan kami. Penjamasan keris seperti ini lebih pada cara kita merawat benda pusaka peninggalan leluhur yang harus dijaga, dirawat dan dilestarikan supaya generasi mendatang tetap bisa meneruskan budaya leluhur,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!