HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Paguyuban Nelayan Sub VII Kebon Jati Ikuti Gebyar Budaya Festival Nelayan Tahun 2025

Pewarta : Rusmono|Kaperwil Jateng

CILACAP, Harian7.com – Paguyuban Nelayan Sub VII Kebon Jati Cilacap turut serta dalam Pagelaran Budaya Festival Nelayan yang diadakan Pemerintah Kabupaten Cilacap pada Jum’at, (27/06/2025).

Dalam Festival tahun 2025 ini Paguyuban Nelayan Sub VII yang beranggotakan sekitar 700 an nelayan hanya akan melarung satu jolen (Sesaji) lengkap.

Ketua Paguyuban Nelayan Sub VII Kebon Jati yang juga sebagai warga RT 03 RW 07 Kebon Jati Kelurahan Cilacap, Kecamatan Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap, Supri saat ditemui mengatakan, bahwa untuk Budaya Festival Nelayan tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Kalau sekarang, sedekah laut atau pesta laut diganti namanya Gebyar Budaya Festival Nelayan.

Baca Juga:  Produk Daur Ulang, Kreativitas dari Kabupaten Semarang Menembus Pasar Global

“Nama Gebyar Budaya Festival Nelayan itu dari HNSI dan KUD Mino Saroyo. Khusus Paguyuban Kebon Jati VII hanya satu jolen, tahun kemarin dua jolen yakni dari paguyuban dan saya pribadi,” katanya, Kamis, (26/06/20259.

Ia menambahkan, bahwa kegiatan ini rutin dilaksanakan nelayan setiap tahun dengan dana gotong royong anggota paguyuban dan pengusaha yang ada di Kebon Jati seperti nelayan ,juragan, dan pengusaha di sekitar ikut membantu dan menyengkuyung dalam mendukung acara ini.

“Tahun ini untuk jolennya berbeda, karena jolen itu tergantung dengan selera kita masing masing. Jadi setiap tahun kita ganti, yang pertama selera yang kedua persetujuan anggota paguyuban,” jelas Supri.

Baca Juga:  Antisipasi Gangguan Kamtibmas, Polresta Cilacap Cek Kesiapan Peralatan Dalmas

Sebelum acara dimulai, lanjutnya kita adakan kumpulan atau rapat anggota. Besok ini mau apa dan nanti kita ikuti kesepakatan dari anggota. Untuk tahun ini kami Larung satu jolen. Kalau tahun kemarin dua jolen karena yang satu pribadi dari pemilik perahu.

“Dari dulu Kebon Jati ini ikutnya ke Semtolo Kawat, tapi Sub VII selalu mandiri jadi cuma satu jolen,” ungkapnya.

Supri berharap dengan sedekah laut atau yang namanya diganti Gebyar Budaya Festival Nelayan ini akan melestarikan warisan dari nenek moyang kita dan nguri nguri budaya. Dan berharap kedepan itu lebih baik dan meriah setiap tahunnya.

Baca Juga:  Tipu Dan Edarkan Uang Palsu Miliaran Rupiah, Warga Kroya Cilacap Digelandang Polisi

“Kegiatan ini sebagai wujud rasa syukur nelayan kepada Tuhan YME, karena kami (nelayan) sudah diberi rejeki (penghasilan), mudah mudahan di tahun depan ini lebih baik dari tahun tahun sebelumnya,” ucapnya.

Dit@bahkan, bahwa untuk tahun ini memang berbeda dengan tahun kemarin yang sangat melimpah hasil tangkapannya. Namun bukan berarti tahun ini paila atau paceklik.

“Alhamdulillah, masih ada hasil walaupun tidak rejeh (melimpah). Jadi bahasanya standar. Ada hasil tapi tidak melimpah seperti tahun kemarin. Istilahnya paceklik tidak, panen juga tidak,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!