HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

HOUTHI NYATAKAN PERANG! Timur Tengah Memanas, AS dan Israel Dihadang dari Yaman

YAMAN | HARIAN7.COM – Konflik di kawasan Timur Tengah makin menggila! Kelompok bersenjata Houthi di Yaman resmi mengumumkan keterlibatan mereka dalam perang. Tak main-main, Houthi secara terang-terangan bergabung dengan Iran untuk melawan Amerika Serikat (AS) dan Israel.

“Yaman telah resmi memasuki perang melawan AS dan Israel. Jauhkan kapal-kapal kalian dari perairan kami,” ujar Jenderal Yahya Saree, juru bicara militer Houthi, dalam pernyataan resmi yang menggelegar pada Minggu (22/6/2025).

Pernyataan mengejutkan itu dilontarkan hanya beberapa jam setelah AS melancarkan serangan udara ke tiga fasilitas nuklir utama Iran dalam Operasi Night Hammer. Di hari yang sama, militer Israel tak tinggal diam—mereka menghujani puluhan target di Iran, termasuk peluncur rudal.

Houthi sendiri merupakan bagian dari Poros Perlawanan, sebuah aliansi kelompok bersenjata yang didukung Iran dan dikenal keras menentang dominasi AS dan Israel di kawasan.

Baca Juga:  Sindikat Curanmor Dibongkar: Polisi Tangkap Pelaku, Barang Bukti Disembunyikan di Kandang Sapi

Sampai berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Washington maupun Tel Aviv. Namun, ancaman Houthi bukan basa-basi. Sejak meletusnya perang Israel-Hamas pada Oktober 2023, kelompok ini telah mengguncang Laut Merah dengan rentetan serangan terhadap kapal komersial dan militer. Kapal perang AS pun dibuat was-was, karena kerap berada dalam jangkauan rudal Houthi.

Pentagon bahkan telah memperingatkan sejak Januari bahwa hanya soal waktu sebelum rudal Houthi benar-benar mengenai kapal militer AS. Meski sejumlah serangan udara AS ke infrastruktur militer Houthi telah dilakukan, hasilnya dinilai belum signifikan.

Upaya damai sempat digulirkan. Pada awal Mei 2025, Presiden AS Donald Trump mengumumkan gencatan senjata, yang berisi penghentian serangan udara AS dan janji Houthi untuk tak lagi menyerang kapal militer di Laut Merah. Tapi kini, semuanya tampak buyar.

Baca Juga:  Gema Budaya di Jantung Salatiga! Wali Kota Robby: "Setiap Nada dan Gerak Adalah Wujud Indonesia"

Deklarasi perang ini bisa memperumit peta konflik yang sudah kusut. Menariknya, hingga kini belum ada kelompok lain dari Poros Perlawanan yang mengikuti langkah Houthi.

Untuk diketahui, Houthi dibentuk pada 1990-an dengan nama resmi Ansar Allah. Berakar dari gerakan keagamaan sekte Zaydi di Yaman, kelompok ini mendapat dukungan besar dari Iran. Pada 2022, sekitar 35% rakyat Yaman menganut ajaran Zaydi.

Pada 2011, mereka mengangkat senjata melawan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang didukung Arab Saudi. Houthi kemudian bersekutu dengan mantan Presiden Ali Abdullah Saleh, merebut ibu kota Sanaa dan wilayah-wilayah penting di utara Yaman.

Data PBB menyebutkan, Houthi kini memiliki sekitar 350.000 pejuang bersenjata lengkap—mulai dari rudal balistik, jelajah, hingga drone tempur. Salah satu senjata pamungkas mereka adalah rudal Typhoon, tiruan dari rudal Qadr buatan Iran, dengan jangkauan mematikan 1.600–1.900 km.

Baca Juga:  Tantangan Media di Tahun 2025, Etika Jurnalistik dan Adaptasi Teknolgi, PWI Jateng: Jadikan Kode Etik Mahkota Berjurnalistik

Parade militer menjadi ajang unjuk gigi rutin. Menurut Fabian Hintz dari International Institute for Strategic Studies (IISS), Houthi diduga kuat memiliki UAV Shahed-136 buatan Iran dengan jangkauan mencapai 2.000 km.

Puncaknya, pada Desember 2024, Houthi mengklaim telah menembakkan rudal hipersonik Palestine-2 ke Tel Aviv. Hebatnya, rudal ini disebut berhasil menembus pertahanan udara Israel dan menimbulkan kerusakan serta korban luka di area permukiman.

Dengan semua kekuatan itu, langkah Houthi menyatakan perang jelas bukan gertakan semata. Apakah ini awal dari babak baru Perang Besar Timur Tengah? Dunia menahan napas.(Sarm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

SPORT

error: Content is protected !!