Festival Tendangan Penalti Warnai Peringatan Hari Lahir Pancasila di Desa Bener, Dul Jadi Penjaga Gawang dan Eksekutor Sekaligus
Laporan: Muhamad Nuraeni
KAB. SEMARANG | HARIAN7.COM – Biasanya Hari Lahir Pancasila dirayakan dengan upacara, pidato, dan kegiatan seremonial. Tapi tidak di Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang! Di sana, Pancasila “dirayakan” dengan gaya berbeda: Festival Tendangan Penalti.
Tepat Minggu, 1 Juni 2025, lapangan di Desa Bener berubah jadi “arena gladiator” bagi 44 tim sepakbola dari berbagai penjuru Jawa Tengah. Mereka tak datang untuk upacara, tapi untuk memperebutkan trofi juara dan uang pembinaan jutaan rupiah!
Empat tim berhasil menembus semifinal dan mencuri perhatian. Kumpuldulur dari Salatiga keluar sebagai juara 1, disusul Velocity United (Ungaran) di posisi kedua. Tempat ketiga diamankan Arend n Friend (Salatiga), dan Kumpuldulur C harus puas di posisi keempat.
Namun, yang bikin heboh bukan cuma persaingan sengit antar tim. Di partai final, Velocity United harus bermain hanya dengan satu pemain saja! Usut punya usut, sebagian besar anggota tim langsung tancap gas ikut tarkam di Magelang setelah babak penyisihan.
Adalah Dul, pemain yang terpaksa “berjuang sendirian” untuk Velocity. Sesuai aturan, setiap tim mendapat jatah menendang 7 kali. Dul harus jadi penendang sekaligus kiper—dua peran berat yang biasa dibagi satu tim penuh.
Tidak ada kompromi soal regulasi. “Sesuai aturan pula, tidak boleh ada pergantian pemain.” Dan Dul menjalankan semuanya dengan penuh semangat, meski akhirnya harus puas di posisi runner-up.
Kepala Desa Bener, H. Saefudin, yang akrab disapa Beni, punya alasan kuat di balik turnamen unik ini.
“Festival Tendangan Pinalti ini bertujuan menumbuhkan semangat berkompetisi di kalangan anak muda atau atlet sepakbola. Sekaligus memberi semangat pada generasi muda agar cinta Pancasila, karena turnamen berlangsung bertepatan tanggal 1 Juni sebagai Hari Lahirnya Pancasila,” ungkapnya.
Turnamen yang baru pertama kali digelar ini langsung mendapat sambutan luar biasa.
“Kami bersyukur turnamen ini berlangsung fairplay dan sesuai waktu serta jadwal,” lanjut Saefudin, yang didampingi Kadus Tugu, Sri Nanda Yudi Himawan.
Tak main-main, peserta datang dari berbagai daerah: Soloraya, Salatiga, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Temanggung, hingga Magelang.
“Ternyata antusias dari peserta sangat tinggi terlibat dalam turnamen ini. Tahun depan akan digelar lebih meriah lagi,” tegas Saefudin penuh semangat.(*)
Tinggalkan Balasan