HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Tanam Padi Semi Organik 10 Hektare, Pemdes Kemetul Gandeng 21 Petani Milenial

UNGARAN | HARIAN7.COM – Lahan hamparan padi semi organik di Desa Kemetul, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, Kamis (26/11/2025), tampak menguning siap panen.

Pemerintah Desa (Pemdes) Kemetul bersama Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Semarang menggelar panen raya, menjadi bukti keseriusan desa ini mengembangkan pertanian sehat berbasis semi organik.

Kepala Desa Kemetul, Agus Sudibyo mengatakan bahwa program tanam semi organik tersebut melibatkan 21 petani dengan total lahan 10 hektare.

 

“Kita mencoba sebagai percontohan dan kebetulan dari petani milenial kita untuk mencoba menanam padi semi organik menuju beras sehat jadi untuk yang organik belum,” ujarnya.

Agus mengakui tantangan terbesar ada pada regenerasi petani. Saat ini mayoritas petani sudah berusia lanjut, sehingga perlu dorongan agar generasi muda mau turun ke sawah.

 

“Untuk kendalanya sendiri ada di generasi penerus petani dan kebanyakan yang ada saat ini petani berusia lanjut dan mulai mendidik yang muda diajak untuk bertani,” jelasnya.

Baca Juga:  Mantab, Pemkab Magelang Terima Penghargaan Dari KPP

Menurutnya, Untuk hasil panen musim ini, produksi padi semi organik di Desa Kemetul terbilang menggembirakan.

“Kalau hasil dari tanam padi semi organik tadi ini 1 hektar bisa keluar 6944 kilo per hektar dan setelah panen ini terus digenjot dengan harapan musim panen yang akan datang ada hasil di padinya,” jelasnya.

Susukan Jadi Lumbung Padi Semi Organik

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Semarang, Moh Edy Sukarno menyebut wilayah Kecamatan Susukan kini menjadi salah satu kawasan sentra padi di Kabupaten Semarang.

Baca Juga:  Tingkatkan Mutu Pendidikan Dasar, Bupati Semarang : Berikan Bimbingan Terbaik Bagi Anak

“Salah satu desa sentra padi di Kabupaten Semarang saat ini berada di Kecamatan Susukan adalah penghasil lumbung padi dan juga membudidayakan padi dengan cara semi organik,” ujarnya.

Edy menuturkan panen kali ini mencatatkan produktivitas 6,9 ton per hektare, lebih tinggi dari rata-rata produktivitas Kabupaten Semarang yang berada di angka 6,1 ton per hektare.

“Dari hasil ini sudah di atas rata-rata meningkat. Jadi total non organik dan organik di Kabupaten Semarang totalnya sejumlah 196 ribu ton,” ungkapnya.

Dia menambahkan bahwa pengembangan padi organik masih terus digencarkan, meski saat ini mayoritas petani masih menggunakan metode non organik.

“Saat ini banyak yang tidak organik karena yang organik masih digalakan dengan beberapa desa dan kelompok tani agar nanti bisa menghasilkan padi yang lebih sehat karena intinya yang organik ini lebih bisa dikonsumsi serta bisa mensejahterakan petani,” jelasnya.

Baca Juga:  Diskominfo Kabupaten Semarang Sabet Sertifikat ISO, Keamanan Data Makin Oke

Untuk mempercepat transisi ke pertanian organik, Dinas menggandeng berbagai pihak.

“Upaya dari dinas sendiri untuk mengajak petani berpindah di organik adalah yaitu dengan menggandeng pengurus Nahdatul Ulama Kabupaten Semarang serta tani milenial Kabupaten Semarang,” ujarnya.

Saat ini terdapat 130 hektare lahan organik di Kabupaten Semarang, dan diproyeksikan akan terus bertambah.

“Jadi total untuk tanaman pangan ini ada sekitar 130 hektar yang khusus organik di Kabupaten Semarang dan angkanya akan bertambah terus di tahun depan,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!