Piala Sukoyo: Sepak Bola Putri Jadi Wujud Cinta Lingkungan Warga Krecek
Penulis: Ratmaningsih | Kontributor Temanggung
TEMANGGUNG | HARIAN7.COM — Lapangan Dusun Krecek, Kaloran, Temanggung, selama sembilan hari penuh berubah menjadi arena penuh semangat dan sorak sorai. Bukan tanpa alasan, warga setempat tengah menggelar Kejuaraan Sepakbola Putri Piala Sukoyo — ajang tahunan yang bukan sekadar turnamen bola, tapi juga simbol penghormatan kepada sosok inspiratif, Sukoyo.
Turnamen yang digelar sejak Sabtu (4/10/2025) hingga Minggu mendatang ini menjadi bentuk apresiasi warga terhadap dedikasi Sukoyo, mantan kepala dusun yang kini dikenal sebagai pelestari lingkungan. Ia bahkan pernah menerima penghargaan Kalpataru atas kiprahnya menjaga sumber air dan menanam pohon beringin di Desa Getas.
“Sukoyo dikenal sebagai mantan kepala dusun yang kini menjadi pelestari lingkungan di Dusun Krecek, Desa Getas, Kecamatan Kaloran, Temanggung, dan telah meraih penghargaan lingkungan seperti Kalpataru karena kontribusinya merawat sumber air dan menanam pohon beringin untuk melestarikan lingkungan,” ujar Galih, ketua panitia, saat laga semifinal berlangsung.
Galih menambahkan, tahun ini menjadi kali kedua Piala Sukoyo digelar. Tahun lalu sukses besar, dan tahun depan sudah dipastikan akan kembali hadir. “Selain jadi ajang olahraga positif dan silaturahmi antar-klub, turnamen ini juga bukti warga menghormati perjuangan Sukoyo,” tambahnya.
Keseruan mencapai puncaknya pada Kamis (9/10/2025), saat Renjana Angel asal Yogyakarta berhasil menaklukkan Mojang Priangan dari Jawa Barat dengan skor 2-0. Laga berlangsung sengit, kedua tim saling adu skill hingga akhirnya dua gol cantik memastikan langkah Renjana Angel ke partai final. Mereka akan memperebutkan gelar juara pertama, menyingkirkan sepuluh klub lain dari berbagai kota.
Camat Kaloran, Juli Riastiana Trisnamurti, S.Sos, MM, yang turut hadir bersama staf dan Babinsa Koramil, tak kuasa menyembunyikan rasa bangganya.
“Saya bersama staf dan didampingi Babinsa Koramil sengaja datang untuk memberikan semangat dan apresiasi terhadap warga Krecek yang mempunyai kegiatan positif dan jarang ada di desa lain,” ungkapnya.
Juli menilai, kejuaraan sepak bola putri seperti ini masih langka di Temanggung. Lebih istimewa lagi, ajang ini digelar untuk menghormati tokoh yang telah berjasa menghijaukan desa. “Harapannya kegiatan seperti ini tetap berlanjut ke depan dan menjadi motivasi bagi desa lain untuk membuat ajang berkualitas seperti ini,” pungkasnya.
Di tengah riuh sorak penonton dan semangat para pemain, aroma penghargaan dan rasa cinta lingkungan seolah berpadu. Piala Sukoyo bukan sekadar soal siapa juara, tapi tentang semangat warga yang menjadikan sepak bola sebagai bahasa penghormatan bagi pejuang hijau desanya.(*)












Tinggalkan Balasan