HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Semangat Punakawan Sebagai Simbol Rakyat dan Pamomong Sejati

Laporan: Agus Subekti

BANYUMAS | HARIAN7.COM – Dalam jagat pewayangan, Punakawan bukan sekadar pelengkap cerita. Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong adalah pamomong penuntun bijak bagi para ksatria, pemimpin negeri Indraprasta. Dari tokoh-tokoh inilah lahir inspirasi yang merembes ke dunia seni rupa Banyumas.

Pada tahun 2021, almarhum Hadi Wijaya, sesepuh Ikatan Pelukis Banyumas, menuangkan imajinasinya ke kanvas. Ia menggambarkan Punakawan bukan dalam busana keraton, melainkan menjelma petani, nelayan, buruh, dan peternak wajah asli rakyat bawah yang sehari-hari meniti hidup.

Baca Juga:  Antisipasi Corona, TMMD Sengkuyung Tahap III TA 2020 Kota Salatiga dan Kab Semarang Ditutup Tanpa Upacara

“Fenomena yang ada saat ini adalah tidak adanya kesetaraan status sosial yang menempatkan profesi petani, peternak, nelayan, dan buruh di mata pemerintah,” tutur Beni Hadiyanto (53) saat ditemui di Kalibagor, Kabupaten Banyumas, (09/08/2025) dalam acara temu budaya.

Bagi Beni, keadilan sosial seharusnya tak perlu rumit. “Cukup sederhana sebetulnya pemerintah menjabarkan konsep keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya. Ia mencontohkan, dalam upacara kenegaraan seperti HUT Kemerdekaan RI, simbol rakyat bawah sering diwakili mahasiswa generasi penerus bangsa yang mengenakan atribut Punakawan: Semar untuk peternak, Gareng bagi petani, Petruk sebagai buruh, dan Bagong untuk nelayan.

Baca Juga:  Bank Jateng Didorong Mudahkan Akses UMKM, Lawan Jeratan Pinjol Ilegal

Dari karya Hadi Wijaya yang kini dilanjutkan pelukis lain, lahir gambaran Petruk dan Bagong yang segar, menyuarakan aspirasi rakyat. Beni berharap, penggambaran kesetaraan sosial ini suatu saat dapat tampil di Istana Negara sebagai bentuk pengakuan negara terhadap profesi rakyat kecil.

Baca Juga:  PLN Icon Plus Tata Kabel Optik di Jantung Kota Sragen

Tak berhenti di kanvas, Beni pun bermimpi menggelar seminar kebangsaan yang menghidupkan kembali lakon-lakon Punakawan. “Saya berniat mengadakan seminar kebangsaan untuk menggali lagi semangat lelakon punakawan dalam mendampingi pemimpin negeri, dalam hal ini digambarkan Pandawa sebagai sosok yang diharapkan masyarakat,” tandasnya.

Dalam pandangan Beni, Punakawan bukan sekadar tokoh wayang mereka adalah cermin kearifan rakyat, suara nurani, dan pengingat abadi bahwa pemimpin sejati harus mau berjalan seiring rakyatnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

TERKINI

HIBURAN

SPORT

error: Content is protected !!