HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Bentrok di Depan Istana: Mahasiswa BEM SI Tetap Bertahan Meski Dihalangi Polisi

Istimewa.

JAKARTA | HARIAN7.COM – Pada Senin malam (22/7), suasana di Jalan Medan Merdeka Barat, area Patung Kuda, Jakarta Pusat, memanas. Demonstrasi yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) berujung pada bentrokan antara massa mahasiswa dan aparat kepolisian.

Sekitar pukul 18.40 WIB, massa mahasiswa mencoba menarik separator beton yang membarikade mereka agar bisa mendekati Istana Kepresidenan. Namun, upaya tersebut dihalangi oleh polisi. Aparat juga mengimbau massa untuk membubarkan diri karena waktu aksi telah habis.

Meski sudah diberi peringatan kedua oleh kepolisian, massa tetap bertahan dan membakar spanduk orasi di lokasi aksi. Polisi kemudian menembakkan water cannon ke arah demonstran, termasuk ke spanduk yang dibakar. Beberapa demonstran membalas dengan melempar botol plastik ke arah polisi. Saat berita ini ditulis, api yang dinyalakan mahasiswa telah padam akibat semprotan water cannon, namun massa aksi masih tetap bertahan.

Polisi terus mengimbau agar massa membubarkan diri, tetapi massa tetap berada di depan separator beton yang memblokade akses ke Istana Negara. Sebelumnya, pada sore hari, massa mencoba mendobrak separator beton di Jalan Medan Merdeka Barat. Mereka meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk turun dan menemui massa.

Massa aksi memasang tali tambang di separator beton dan bersama-sama menariknya. “Kita hancurkan tembok-tembok yang ada di depan kita. Hidup mahasiswa, hidup rakyat Indonesia,” seru salah satu demonstran dari mobil komando. Salah satu separator beton pun roboh, disambut sorak sorai massa. Namun, orator meminta massa untuk tidak menerobos separator tersebut. “Apabila Jokowi tidak menemui kita di sini, maka apa kawan-kawan?” tanya orator. “Lawan,” teriak massa aksi.

Puluhan aparat kepolisian tetap bersiaga di balik separator beton. Polisi kembali menyemprotkan water cannon dan mengimbau massa untuk mundur. “Sekali lagi kami mengimbau agar bisa mundur. Silakan mundur,” seru aparat.

Dalam aksi ini, BEM SI menyuarakan 12 tuntutan, termasuk meminta Presiden Jokowi untuk tidak cawe-cawe di Pilkada 2024, menolak kembalinya dwifungsi TNI Polri demi demokrasi Indonesia, serta mengesahkan UU Perampasan Aset dan RUU Masyarakat Adat. Selain itu, mereka juga menuntut pencabutan UU Tapera dan revisi pasal-pasal bermasalah, mencabut dan merevisi Permendikbud Nomor 2 tahun 2024, serta menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat dan menindak tegas pelaku represifitas kepolisian.(Yuanta)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!