Pesaing Terdekat Tumbang Dimedan Laga, PSISa Salatiga Lolos Dari Grup E Liga 3 Jateng, Hartoko: “Target tahap pertama untuk lolos grup berhasil tercapai”
Laporan: Bang Nur
TEMANGGUNG,harian7.com – Tak kenal kata patah semangat untuk menorehkan prestasi, PSISa Salatiga lolos dramatis dari Grup E Liga 3 Jawa Tengah. Klub kebanggaan Laskar Ganesha pada pertandingan terakhir kalah 1-2 dari Persebi Boyolali.
PSISa lolos karena pesaing terdekatnya, Persikama Kabupaten Magelang kalah 1-2 dari Persitema Temanggung. Persitema yang sempat ketinggalan 1-0, membalikan keadaan di menit-menit akhir pertandingan hingga meraih kemenangan.
PSISa sendiri main tidak dalam perfoma terbaiknya. Bahkan pelatih Andreas Tri Widagdo menurunkan beberapa pemain cadangan untuk mengisi line up. Husen dan Tri Wahyudi dibangkucadangkan hingga serangan PSISa terlihat tumpul. Striker tunggal Anjas juga tak bermain maksimal karena kurang sokongan dari lini kedua.
PSISa yang coba membangun serangan justru kebobolan melalui pemain pengganti Persebi, Haidar. Setelah kemasukan gol, PSISa meningkatkan intensitas serangan dan membalas melalui Fandi, 1-1.
Setelah skor imbang, kedua tim mulai mengembangkan permainan terbuka. Persebi kembali unggul setelah Haidar mencetak gol kedua, 2-1.
Manajer PSISa Salatiga Hartoko Budhiono mengaku bersyukur karena berhasil lolos dramatis. “Target tahap pertama untuk lolos grup berhasil tercapai. Dari sini kita akan melakukan evaluasi tim, karena tentu masih banyak kekurangan,” jelasnya.
Hartoko mengakui pertandingan di babak 10 besar Liga 3 Jawa Tengah akan lebih berat. “Semua tim akan lebih siap sehingga akan lebih berat, jadi di waktu yang tersisa ini akan digunakan untuk evaluasi dan perbaikan,” kata Hartoko.
Sementara pelatih Andreas Tri Widadgo mengucapkan syukur karena tim berhasil lolos. “Kita lolos bergantung dari tim lain karena kalah dari Boyolali. Tapi sisa waktu yang ada akan dimaanfaatkan untuk kembali meningkatkan perfoma pemain,” ungkapnya.
Menurut Andreas anak asuhnya masih sering kehilangan konsentrasi di menit-menit akhir. “Anak-anak masih butuh jam terbang agar tenang dan bisa fokus selama pertandingan,” paparnya.
Tinggalkan Balasan