Aksi Misionaris Dinilai Lecehkan Agama, Puluhan Warga Muslim di Bancak Gelar Aksi Damai Tuntut Pelaku Hengkang
Laporan: Shodiq
UNGARAN|HARIAN7.COM – Puluhan Warga muslim Kecamatan Bancak yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Kerukunan Umat Beragama (Ampek Mama) menuntut oknum misionaris, WD hengkang dari Kecamatan Bancak.
Aksi ini dilakukan setelah oknum misionaris tersebut mengunggah narasi di status watsapp yang diduga merendahkan agama lain.
D. Saputra, koordinator aksi menyampaikan bahwa aksi ini sebagai buntut dari sepak terjang oknum misionaris inisial WD dalam penyebaran ajaran agamanya.
“Wisnu telah mempengaruhi anak anak kami dengan doktin agama yang diyakininya,” ungkapnya disela sela aksi di halaman Kantor Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang, Selasa (8/10/2024).
Selain itu, postingan WD di status WA menjadi alasan lain warga melakukan aksi.
Menurutnya postingan WD terkesan merendahkan dan menistakan agama Islam sehingga memantik kemarahan warga, dan bisa memecah belah kerukunan umat beragama.
” Dia memposting dengan kata, kata begini : ” Hindu dengan perang Mahabarata Budha konflik Theravada dan umat buddhayana, Nasrani dengan perang salib, Islam dengan perang yang panjang sampai sekarang”. Postingan W di status whatsapp bisa memecah belah kerukunan beragama, ” jelas D. Saputra.
Lebih lanju WD juga membuat narasi : ” Dimana ajaran dengan konsep perdamaian hanya fiktif merasa modernisasi tapi berlarut dongeng masa lalu tanpa penyaksian sebenarnya kajian yang dalam serta terapannya seperti bocah di dongeng terus bobok nalar logikanya”, tulis WD di status watsapp.
Dipostingan lain dia juga menyatakan hal yang hampir sama. “Ada kalimat paradox
Kuserahkan ibadah, hidup dan mati hanya kepadaNya” Tapi mengharap pahala dan surga sama dengan negoisasiKehidupan semesta raya adalah ekonomi akutansi perdagangan sudah menjadi keharusan mendapat untung dari sang MAHA pekok akut,” ujar WD dalam status watsappnya.
“Postingan W Ini kami sebut juga melecehkan agama terutama islam,” Imbuh D. Saputra.
Terlihat dalam tuntutan pendemo yang di cantumkan di banner diantaranya tertulis : “JANGAN BAWA AJARANMU KE WILAYAH KAMI, KAMI MUSLIM MAKA DARI ITU, JANGAN PENGARUHI ANAK – ANAK dan KELUARGA KAMI. KARENA CARA PENYEBARANNYA MENGANDUNG KEBENCIAN DAN SARA. W HARUS MENINGGALKAN WILAYAH KECAMTAN BANCAK”
“KAMI MUSLIM KECAMATAN BANCAK MENOLAK KERAS OKNUM YANG MEMECAH BELAH PERSATUAN DENGAN PENYEBARAN ISU SARA TENTANG AGAMA”.
Merespon aksi warga tersebut Forkopimcam Bancak beserta FKUB Kab Semarang dan PKUB Bancak memfasilitasi mediasi kedua belah pihak di Aula Kantor Kecamatan Bancak, Selasa (8/10/2024). Pada pertemuan yang dihadiri perwakilan aksi, Camat Bancak, Ketua BKUD Kab Semarang, Danramil, Kapospol Bancak mencapai kesepakatan damai yang ditandatangani tangani semua pihak.
” Kami sudah melakukan mediasi 2 kali. Yang pertama pada tanggal 27 September, namun W tidak hadir. Hari ini kami selenggarakan mediasi lagi dan alhamdulillah atas arahan ketua FKUB Kabupaten Semarang menghasilkan kesepakatan perdamaian antara Warga Muslim Bancak dengan WD.
Diantara isi dari kesepakatan : Para pihak saling memaafkan, meminta WD untuk menghentikan kegiatannya mempengaruhi anak anak kecil, ” beberapa Camat Bancak, Sugeng.
Senada disampaikan Kapospol Bancak, Ipda. Warsono, ia berharap kejadianini menjadi yang pertama dan terakhir. Dengan telah terjadi kesepakatan damai, wilayah Kecamatan Bancak tetap terjaga kondusifitas keamanan dan ketertiban.
” Kami menghendaki Kecamatan tetap tertib aman damai. Maka oleh karena itu, masalah sekecil apapun yang berpotensi menimbulkan gangguan Kamtibmas segera kita lakukan solusi penyelesaiannya, ” ucap Ipda. Warsana. (*)
Tinggalkan Balasan