Warga Menilai Pelaksana P3-TGAI di Glawan Tidak Transparan, Instansi Terkait Diharap Mengevaluasi
Laporan : Bang Harju
Editor : Shodiq
PABELAN|HARIAN7.COM – Pelaksanaan kegiatan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigas (P3-TGAI) TA. 2023 di Desa Glawan , Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah menuai polemik di kalangan warga.
Pasalnya, dalam pengelolaan pelaksanaannya diduga tidak transparan.
Ketidak transparan tersebut menurut HI (42), tokoh warga Desa Glawan, indikasinya adalah pelaksana proyek P3-TGAI yakni pengurus Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Dharma Tirta Tirto Mulyo, tidak pernah melakukan sosialisasi pra-kegiatan tersebut, sehingga masyarakat tidak tau besaran anggaran biaya proyek P3-TGAI, selain itu tidak ada papan nama proyek dilokasi proyek tersebut.
“Legalitas kepengurusan perlu dipertanyakan karena sesuai AD/ ART organisasi, pengurus P3A masa bhakti jabatan sudah habis 2019. Harusnya diadakan rapat anggota untuk pemilihan pengurus. Mereka (pengurus sekarang-red) tidak sah mengelola kegiatan P3 -TGAI.Saya juga menyayangkan pembangunan yang dianggarkan dari APBN itu tidak didahului dengan Musdes dan tidak transparan . Tahu tahu pembangunan sudah dilaksanakan,” ucapnya saat ditemui harian7.com di Krajan Desa Glawan, Kec Pabelan, Kab Semarang Rabu (5/7/2023).
“Saya ngomong begini karena saya sebagai anggota P3A dan sekaligus petani penerima manfaat program P3-TGAI tidak pernah diundang mengikuti musdes terkait pembahasan proyek tersebut. Sehingga saya dan teman – teman tidak tau besaran anggaran proyek dan mutu serta volumenya. Di lokasi papan nama proyek juga tidak ada,” Imbuhnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua P3A Mahmudi (73) mengakui bahwa rapat anggota tidak dilaksanakan karena di organisasi tidak ada dana.
” Di organisasi saldo nol rupiah. Jadi kami tidak ada anggaran untuk RAT dan rapat rapat lainnya,” jelasnya.
Terkait tidak adanya papan nama proyek yang sudah berjalan dua minggu lebih tersebut, Mahmudi beralibi bahwa papan nama belum sempat memasang.
” Papan nama proyek ada ditempat Pak Triyono (Bendahara P3A). Cuma belum sempat memasang,” ucapnya kepada awak media di lokasi proyek Dusun Krajan Desa Glawan Kecamatan Pabelan.
Hal senada juga disampaikan Kudarto (48) Kadus Krajan yang merangkap sebagai sekretaris P3A. RAT dan sosialisasi P3-GTAI ditiadakan karena tidak ada anggaran.
” Kas organisasi kosong. Itu alasan kami tidak mengadakan RAT dan sosialisasi,” jelasnya.
Terpisah, bendahara P3A, Triyono (49) dengan nada agak emosional membantah semua pernyataan warga tersebut. Bahkan dia menantang untuk diketemukan dengan warga yang mengadu.
” Yang mengadu namanya siapa? temukan dengan saya. Terkait tranparansi keuangan organisasi dan tidak adanya reorganisasi itu hak kami,” ucapnya dengan nada ketus.
Saat ditanya soal mutu material pasir dan adukan serta tidak dipasangnya papan nama, dengan nada ketus, dia menjelaskan bahwa semua sudah sesuai juklak juknis.
” Dijuklak juknis tidak ada perintah memasang papan nama. Kedalaman koperan itu dalam pelaksanaannya memang tidak sesuai gambar kerja, karena dialihkan untuk panjang talud,” tegasnya.
Sementara itu Kades Glawan, Agus Supriyadi mengatakan bahwa musdes terkait P3-GTAI sudah dilaksanakan dua kali, saat pengusulan dan sebelum pelaksanaan.
“Musdes sudah dilaksanakan dua kali. Berita acara dan notulen musdes dibawa Pak Triyono(Bendahara P3A),” tuturnya(*)
Tinggalkan Balasan