HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA


Tradisi Tenongan di Banjarnegara, Sebagai Bentuk Ungkapan Rasa Syukur Yang Terus di Lestarikan

Laporan: Iwan Setiawan | Kontributor Banjarnegara

BANJARNEGARA,harian7.com – Tradisi tenongan atau biasa disebut kenduri hingga kini masih di pertahankan oleh masyarakat Desa Jalatunda Kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara.

Satam Kepala Desa Jalatunda mengatakan , warga desa kami setiap hari Jum’at Kliwon di bulan Rajab mempunyai kebiasaan yang sangat unik yaitu tenongan.

“Tenongan adalah sebuah Tradisi turun temurun dari menek moyang kita dahulu sebagai bentuk syukur warga kepada Allah Swt dengan segala karunianya yang diberikan selama 1 tahun ini,”unkap Satam, kepada harian7.com disela acara tenongan, Jumat (5/3/2021).

Baca Juga:  Buntut Keluhan Warga Wringin Putih Yang Terdampak Limbah, LBH ICI: 'Jika Memang Ilegal, Sudah Seharusnya Perusahaan Ditutup'

Diungkapkannya, warga sangat gembira, karena hasil panen pada tahun ini sangat melimpah , padi tumbuh subur dengan hasil yang sangat maksimal dan tanpa adanya hama. 

“Sebagai ungkapan syukur kepada sang pencipta, maka pada hari ini kita adakan syukuran dengan cara ziarah kemakam desa, kemudian kita membawa makanan dari rumah masing masing dengan wadah tenong,”tutur Satam.

Baca Juga:  Dianggap Mampu Perjuangankan Aspirasi Perempuan, Rumpi Deklarasikan LaNyalla Mattalitti Untuk Maju di Pilpres 2024

Untuk makanan yang dibawa masyarakat berbentuk nasi beserta laku pauknya seperti daging Kambing , daging ayam , sayur oseng , jengkol dan juga ada petai.

“Karena setiap warga mempunyai cara memasak yang berbeda maka disini warga saling tukar masakan dan kemakan di tempat , inilah bentuk persatuan yang ditanamkan oleh menek moyang dan dilestarikan hingga sekarang,”imbuh Satam .

Baca Juga:  Gebyar Muharam, Lazisnu Cabang Kudus Bagikan 136 Sepeda Sekolah Kepada Anak Yatim

sementara Kapten Inf Bambang  Aprianto Danramil Mandiraja mengharapkan , dengan adanya kegiatan ini saya sangat senang sekali bisa berkumpul dengan warga dengan tetap menerapkan prokes.

“Yang saya harapkan semoga kelak generasi setelah saya agar supaya acara tenongan ini tetap dilaksanakan supaya tidak punah atau hilang di era modern seperti sekarang ini,”tuturnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!